Membangun Perilaku Berkelanjutan Demi Melestarikan Air

Air mengalir deras dari hulu. Air adalah sumber kehidupan, lindungi dari pencemaran dan jaga agar tetap jernih demi kelestariannya -Foto: ANTARA/Sizuka-

Karenanya, warga utamanya wisatawan domestik hendaknya mendukung kelancaran kegiatan dengan tidak berduyun-duyun mendatangi titik-titik lokasi yang menjadi tempat acara.

Forum Air Sedunia itu “hanya” berlangsung satu pekan, demi kesuksesan acara tentu kita bisa mengalah dengan berwisata di luar kawasan yang menjadi lokasi berlangsungnya kegiatan.

BACA JUGA:Pacuan Kuda Lumpur Dompu

BACA JUGA:Kampung Batik Solo Rasakan Dampak Piala Dunia U-17

Sebagai informasi, kegiatan utama berupa seremoni pembukaan dan pertemuan-pertemuan tingkat tinggi akan dilaksanakan di Bali International Covention Center (BICC), Nusa Dua, pada 20-24 Mei.

Adapula acara sampingan yakni pameran dan ekspo yang lokasinya tersebar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), BICC, dan Pantai Kuta.

Pada 24 Mei 2024 terdapat agenda Cultural Night (Farewell) di Taman Bhagawan.

Setelah penutupan acara dan rangkaian kegiatan World Water Forum selesai, para peserta akan diajak karyawisata menikmati keindahan Bali seperti Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World Heritage Site, Danau Batur Kintamani, dan Cultural Village Ubud.

Itulah di antara sejumlah lokasi yang sebaiknya wisatawan hindari selama berlangsungnya World Water Forum Ke-10, kecuali memang Anda memiliki kepentingan berada di sana.

Perilaku berkelanjutan

Selain turut mendukung dan menyukseskan perhelatan Forum Air Sedunia dengan peran dan partisipasi yang kita bisa, tugas dan tanggung jawab masyarakat tak selesai di situ.

Banyak hal dapat kita lakukan sebagai sumbangsih kepada negara dan alam dalam memuliakan keberadaan air. Sebagaimana manusia, alam juga memiliki “hukum”, karenanya perilaku kita terhadap alam--termasuk air di dalamnya--akan berbalas semestinya.

Jika kita merawat alam dengan baik, air akan bersahabat dengan manusia, namun bila tidak, air bisa berubah menjadi sumber bencana hidrometeorologi dengan kedahsyatan dampak yang ditimbulkan.

Jangan baru tersadar ketika air telah murka, kita bisa membangun perilaku berkelanjutan agar air tetap menjadi sahabat dalam kehidupan.

Apalagi tatkala mendapati kenyataan bahwa 97 persen air yang ada di Bumi ini merupakan air asin yang tidak dapat dikonsumsi langsung dan hanya 3 persen yang bisa dikonsumsi manusia. Sementara dari 3 persen itu juga tidak semuanya mudah diakses, ada yang tersembunyi jauh di dalam tanah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan