Menyiasati Defisit Air untuk Pertanian di Kaldera Gunung Batur Bali
Petani bawang merah memilah sebagian hasil panen di Desa Songan B, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Rabu (1/5/2024)-ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna-
Kaldera itu tertutup dari segala arah yang merupakan salah satu kaldera terbesar dan terindah di dunia, dengan pematang kaldera memiliki tinggi berkisar antara 1.267 meter-2.115 meter dengan puncaknya adalah Gunung Abang.
Inovasi pengairan
Sumber air utama untuk irigasi pertanian hortikultura termasuk bawang merah di desa itu berasal dari Danau Batur yang berjarak sekitar empat kilometer dari lahan pertanian bawang di Desa Songan B.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan mengalirkan air dari danau yang memiliki luas permukaan 16,05 kilometer persegi itu menggunakan mesin pompa.
Air itu kemudian ditampung dalam tiga bak penampungan permanen yang dibangun atas bantuan Bank Indonesia. Salah satu bak berukuran 10 meter x 10 meter x 2 meter yang dibangun pada September 2023.
Selain air danau, bak penampungan tersebut juga sekaligus dapat menampung air hujan.
Selanjutnya, air didistribusikan kembali untuk mengairi lahan pertanian bawang milik Kelompok Tani Sejati Desa Songan B dengan lahan seluas sekitar 30 hektare yang digarap 30 petani.
Air kemudian didistribusikan menggunakan alat penyemprotan “sprinkle” untuk menyiram tanaman bawang di beberapa lahan percontohan kelompok tani itu sehingga dapat menghemat tenaga manusia dan memastikan tanah subur merata.
Inovasi untuk penyediaan air itu memang membutuhkan biaya atau investasi yang tidak sedikit.
Kelompok petani itu membangun inovasi penyiraman air tersebut dengan mengakses kredit dari salah satu bank.
Dampak sosial
Dengan jumlah petani bawang merah mencapai 700 orang yang tersebar di 12 desa di Kaldera Batur seluas 986 hektare, para petani masih merasakan terbatasnya sumber air.
Petani juga mengakui bahwa masifnya pembangunan sarana akomodasi pariwisata di sekitar danau juga berpotensi menimbulkan hambatan.
Pasalnya, pipa-pipa yang menyalurkan air dari danau ke lahan pertanian juga ada yang melewati infrastruktur pariwisata yang saat ini sedang berkembang pesat di daerah itu.
Di satu sisi, mereka tak ingin ada permasalahan yang berdampak kepada sektor pariwisata, namun di sisi lain para petani juga membutuhkan air untuk pertanian yang sumber utamanya dari Danau Batur.