Peningkatan Minat Terhadap Kue Kembang Goyang di Tengah Kekinian Kuliner Indonesia

Reporter: Yuli |

Editor: Dahlia |

Senin , 29 Apr 2024 - 12:02

Nikmati setiap gigitan, rayakan setiap rasa-foto: instagram @berbagiresepkekinian-

Palembang - Di tengah pesatnya perkembangan tren kuliner modern yang kerap mengedepankan inovasi dan cita rasa global, satu jenis kue tradisional Indonesia, Kue Kembang Goyang, berhasil merebut perhatian kembali.

Kue yang memiliki bentuk unik mirip bunga ini mulai mendapatkan tempat di hati para pecinta kuliner, tak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara.

Kue Kembang Goyang, yang berasal dari Betawi, merupakan salah satu kue tradisional yang terbuat dari adonan dasar tepung beras, santan, gula, dan sedikit garam.

Adonan ini kemudian dicetak menggunakan cetakan khusus yang terbuat dari besi dan digoreng dalam minyak panas hingga kering.

Kue ini dinamakan "Kembang Goyang" karena bentuk cetakannya yang seperti bunga dan cara membuatnya yang unik, di mana cetakan harus digoyang-goyangkan agar adonan dapat terlepas dan matang merata.

Peningkatan popularitas Kue Kembang Goyang dapat dilihat dari berbagai festival kuliner dan pasar tradisional yang mulai memajang kue ini sebagai salah satu jajanan utama.

Selain itu, berbagai media sosial dan platform video online juga dipenuhi dengan konten yang menampilkan cara pembuatan hingga resep-modifikasi Kue Kembang Goyang.

Salah satu tokoh penting dalam kebangkitan kue ini adalah Ibu Hartini, seorang pengusaha kue tradisional di Jakarta.

Ibu Hartini telah berjualan Kue Kembang Goyang selama lebih dari dua dekade.

Menurutnya, kue ini sempat mengalami penurunan minat beberapa tahun yang lalu.

peningkatan minat terhadap kue kembang goyang di tengah kekinian kuliner indonesia                            palembang - di tengah pesatnya perkembangan tren kuliner modern yang kerap mengedepankan inovasi dan cita rasa global, satu jenis kue tradisional indonesia, kue kembang goyang, berhasil merebut perhatian kembali.
kue yang memiliki bentuk unik mirip bunga ini mulai mendapatkan tempat di hati para pecinta kuliner, tak hanya di indonesia tetapi juga di mancanegara.
kue kembang goyang, yang berasal dari betawi, merupakan salah satu kue tradisional yang terbuat dari adonan dasar tepung beras, santan, gula, dan sedikit garam.
adonan ini kemudian dicetak menggunakan cetakan khusus yang terbuat dari besi dan digoreng dalam minyak panas hingga kering.
baca juga:seblak: raja baru kuliner berkuah pedas, melejit di atas bakso!
baca juga:bubur kacang hijau, hidangan tradisional yang memikat selera dan kaya manfaat
kue ini dinamakan "kembang goyang" karena bentuk cetakannya yang seperti bunga dan cara membuatnya yang unik, di mana cetakan harus digoyang-goyangkan agar adonan dapat terlepas dan matang merata.
peningkatan popularitas kue kembang goyang dapat dilihat dari berbagai festival kuliner dan pasar tradisional yang mulai memajang kue ini sebagai salah satu jajanan utama.
selain itu, berbagai media sosial dan platform video online juga dipenuhi dengan konten yang menampilkan cara pembuatan hingga resep-modifikasi kue kembang goyang.
salah satu tokoh penting dalam kebangkitan kue ini adalah ibu hartini, seorang pengusaha kue tradisional di jakarta.
baca juga:bakso aci, kreasi kuliner tradisional dengan sentuhan modern yang menggoyang lidah
baca juga:selamat datang di dunia kuliner lahat sumatera selatan : menikmati keajaiban salai tempoyak !
ibu hartini telah berjualan kue kembang goyang selama lebih dari dua dekade.
menurutnya, kue ini sempat mengalami penurunan minat beberapa tahun yang lalu.
"tapi sekarang, berkat media sosial dan inovasi yang kami bawa, seperti varian rasa pandan, cokelat, dan keju, permintaan terhadap kue kembang goyang justru meningkat," ujar ibu hartini.
inovasi lain yang muncul adalah penggunaan bahan-bahan lokal yang lebih beragam dan teknik pembuatan yang lebih higienis, membuat kue kembang goyang tidak hanya lezat tetapi juga sehat.
baca juga:gulo puan, kisah manis di balik keunikan kuliner khas palembang yang hampir dilupakan
baca juga:rahasia kelezatan gebung asam: tradisi kuliner empat lawang yang menggugah selera
beberapa pengusaha kuliner muda juga mulai mengkombinasikan kue ini dengan saus modern seperti cokelat atau karamel untuk menarik minat generasi muda.
festival kuliner betawi yang diadakan di taman mini indonesia indah (tmii) bulan lalu, misalnya, menampilkan kue kembang goyang sebagai salah satu hidangan utama.
pengunjung festival, tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga turis asing, terlihat antusias mencicipi dan mempelajari lebih lanjut tentang kue ini.
"saya terkejut melihat bagaimana kue yang sederhana bisa sangat lezat dan memiliki tekstur yang unik," ungkap sarah, seorang turis dari australia.
peran media sosial dan platform digital lainnya tidak bisa diabaikan dalam peningkatan popularitas kue kembang goyang.
banyak food vlogger dan influencer kuliner yang menampilkan kue ini dalam serangkaian video yang mengedukasi masyarakat tentang cara pembuatan dan sejarah kue.
video-video ini seringkali mendapatkan ribuan hingga jutaan tayangan, membuktikan bahwa ada minat yang besar terhadap kuliner tradisional.
namun, meskipun popularitasnya meningkat, masih ada tantangan yang dihadapi, terutama terkait distribusi dan pemeliharaan kualitas.
kue kembang goyang yang paling enak biasanya ditemukan di pasar-pasar tradisional atau dibuat langsung oleh pengrajin lokal.
untuk mengatasi hal ini, beberapa pengusaha kuliner telah memulai inisiatif untuk memproduksi kue ini dalam skala yang lebih besar dengan tetap menjaga kualitas rasa dan tekstur yang khas.
ke depan, kue kembang goyang berpotensi besar untuk menjadi ikon kuliner indonesia di kancah internasional.
dengan strategi promosi yang tepat dan terus menerus berinovasi, tidak mustahil jika kue tradisional ini akan terus berkembang dan semakin dicintai di seluruh dunia.
peningkatan minat terhadap kue kembang goyang ini adalah bukti bahwa masyarakat, baik di indonesia maupun di mancanegara, masih sangat menghargai dan mencintai kekayaan kuliner tradisional.
kue ini tidak hanya sekedar makanan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan. ***