Survei Populi: 64,9 Persen Masyarakat Inginkan Pilpres Satu Putaran
--
"Tergambar dari hasil survei ini menggiring persepsi publik terhadap pemilu satu putaran dan itu digambarkan dengan data-data, data tadi menjelaskan data itu tergantung dari arah pertanyaan, beda pertanyaan beda hasilnya," ucap Andi.
Andi menilai Pilres 2024 tidak mungkin berlangsung satu putaran, kalaupun hasil survei tersebut menyebutkan satu putaran, hal itu diartikan semacam harapan.
"Kalau ada harapan dari survei ini satu putaran kami artikan sebagai produk yang punya justifikasi ilmiah," ujar Andi.
Senada dengan Andi, Eko Kunthadi, Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud mempertanyakan siapa yang akan melakukan pilpres satu putaran, dirinya meragukan hal itu, bila pemilihan dapat berjalan dengan adil dan lainnya.
"Sesuai hasil survei mau mengarah ke mana, sehingga hasil survei-nya diarahkan ke angka tersebut, agak susah orang memahami, memprediksi satu putaran agak susah karena persaingan ketat dan lain-lainnya," kata Eko.
Sementara itu, Rahayu Saraswati, Wakil Komandan Pemilih Muda Tim Kampanye Prabowo-Gibran, berpandangan hasil survei tersebut dapat menjadi gambar peta kekuatan dan kelemahan oleh masing-masing tim pemenang pasangan.
Menanggapi komentar penanggap, Direktur Eksekutif Populi Center Afrimadona mengatakan pihaknya tidak berkeinginan untuk mendorong Pilpres 2024 satu putaran, karena hal itu justru akan merugikan lembaga survei.
Survei tersebut dilakukan murni karena melihat isu yang berkembang di masyarakat seperti apa, dan Populi Centre mencoba untuk menangkap hal itu untuk disajikan dalam data hasil survei dengan harapan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.
"Tidak ada keinginan untuk mendorong satu putaran, ini murni karena isu yang berkembang seperti itu, kenapa tidak ditanyakan itu, kemudian kami capture," tutur Afrimadona. (*/ant)