Penurunan LDL Tak Instan, Efek Terapi Baru Terlihat 4 Sampai 6 Minggu

Dr dr Birry Karim SpPD K-KV, Kepala Departemen Kardiovaskular RSCM-Foto : ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Proses penurunan kadar Low-Density Lipoprotein-Cholesterol (LDL-C) membutuhkan waktu dan komitmen disiplin yang berkelanjutan, bukan sekadar penanganan instan.

Kepala Departemen Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Birry Karim, Sp.PD., K-KV., menyatakan pengendalian LDL-C harus dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk mencegah komplikasi fatal seperti serangan jantung dan stroke.

"Banyak pasien yang belum berhasil mencapai target kolesterol LDL ideal karena kurangnya konsistensi, baik dalam gaya hidup maupun terapi medis," kata Birry dalam seminar kesehatan di RS Medistra, Jakarta.

BACA JUGA:Jaga Kestabilan Gula Darah dengan Havermut

BACA JUGA:Tingkatkan Kecerdasan dan Fungsi Otak dengan Tahu Mentah

Birry Karim menjelaskan bahwa efek dari intervensi, terutama melalui terapi medis, tidak terlihat dalam waktu singkat, namun pengaruhnya pasti ada.

"Obat-obatan itu tidak hari ini [diminum] besok turun. Efeknya itu baru terlihat dalam empat sampai enam minggu," ujar dia.

Birry menekankan bahwa pasien seringkali kurang sabar dan tidak konsisten dalam rentang waktu terapi tersebut.

BACA JUGA:Pentingnya Gizi Optimal bagi Bayi Prematur

BACA JUGA:Sembuhkan Rematik dan Nyeri Menstruasi dengan Tanaman Rumex

Dia juga mengingatkan bahwa target LDL-C harus dipertahankan secara berkelanjutan, apalagi bagi pasien berisiko tinggi yang harus mencapai angka ideal di bawah 55 mg/dL.

Selain kepatuhan terhadap terapi, Birry Karim menggarisbawahi pentingnya modifikasi gaya hidup yang konsisten, meliputi pengaturan pola makan dengan mengurangi asupan tinggi lemak dan kolesterol, serta olahraga teratur yang direkomendasikan 30 sampai 60 menit per sesi.

Birry menyimpulkan bahwa kegagalan mencapai target LDL-C di Indonesia (hanya 3,6 persen pasien mencapai target yang ideal, berdasarkan survei kesehatan Indonesia atau SKI 2023 oleh Kementerian Kesehatan) sebagian besar disebabkan oleh tantangan kepatuhan terhadap dua faktor ini.

BACA JUGA:Cegah Peradangan Lambung dan Pencernaan dengan Bunga Bougenvile

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan