Ponorogo Resmi Jadi Kota Kreatif Dunia UNESCO

Festival Nasional Reog Ponorogo digelar setiap tahun menjadi salah satu wujud pelestarian seni tradisi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur-Foto: Antara-

PONOROGO – Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, resmi diakui dunia setelah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO dalam kategori Crafts and Folk Art (Kriya dan Seni Rakyat).

Pengakuan ini menandai tonggak sejarah baru bagi “Bumi Reog” dalam upayanya melestarikan budaya sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis tradisi.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko atau yang akrab disapa Kang Giri, menyebut pencapaian ini sebagai hasil kerja keras seluruh masyarakat.

BACA JUGA:Prabowo-Korsel Sepakat Lanjutkan Proyek Pesawat Tempur KF-21

BACA JUGA:RUU BPIP Didorong Segera Disahkan, Giri Ramanda Minta Aspirasi Masyarakat Diperhatikan

“Ini bukan hanya kemenangan pemerintah daerah, tetapi kemenangan seluruh warga Ponorogo yang telah menjaga, merawat, dan mengembangkan seni Reog serta kriya tradisional sebagai identitas budaya,” ujarnya di Ponorogo, Sabtu.

Dengan bergabungnya Ponorogo ke dalam jaringan kota kreatif dunia, kini daerah tersebut memiliki dua pengakuan bergengsi dari UNESCO — sebelumnya Reog Ponorogo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage).

Menurut Kang Giri, hal ini membuktikan bahwa seni tradisi tidak sekadar warisan masa lalu, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi inovasi dan ekonomi kreatif masa kini.

BACA JUGA:Prabowo: Judi Online Bikin Indonesia Rugi Triliunan, Kolaborasi Global Jadi Solusi

BACA JUGA:Indonesia Bakal Produksi 30 Kapal Selam

“Reog Ponorogo bukan hanya tarian, tetapi semangat yang menjiwai masyarakat. Dari Reog, lahir berbagai bentuk karya — mulai dari pembuatan dadak merak, topeng Bujangganong, kostum, hingga perangkat gamelan — yang semuanya menjadi bagian dari rantai ekonomi kreatif yang tumbuh alami,” jelasnya.

UNESCO menilai Ponorogo layak masuk UCCN karena memiliki ekosistem budaya yang kuat, berkelanjutan, dan melibatkan banyak pihak.

Kolaborasi antara seniman, pengrajin, pelaku usaha, dan generasi muda dianggap menjadi kunci keberhasilan Ponorogo dalam menjaga dinamika budaya lokal di tengah arus modernisasi.

BACA JUGA:Biaya Haji 2026 Turun Rp2 Juta, Layanan Jamaah Tetap Jadi Prioritas

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan