Pemkab Banyuasin Gencarkan Gerakan Stop BAB Sembarangan

Pemkab Banyuasin gencarkan gerakan stop buang air besar (BAB) sembarangan-Foto : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan menggencarkan gerakan stop buang air besar sembarangan di daerah itu guna meningkatkan indeks kesehatan masyarakat (IKM).
"Dengan menggencarkan gerakan itu, diharapkan bisa mempercepat pencapaian 100 persen stop buang air besar sembarangan di kabupaten ini," kata Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Banyuasin, Rabu (15/10/2025).
Dia menjelaskan, untuk menggencarkan gerakan stop buang air besar sembarangan, pihaknya menurunkan tim Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa melakukan sosialisasi dan pemasangan papan imbauan/larangan buang air besar di sempadan sungai/saluran air kawasan permukiman/desa.
BACA JUGA:Menteri ESDM dan Bupati Muba Sinergi Legalisasi Sumur Rakyat dan Percepatan Listrik Desa
BACA JUGA:Muba Siap Sukseskan Cabor Menembak di Porprov Sumsel 2025
Kegiatan sosialisasi itu dilakukan di kawasan permukiman atau balai desa, dan ke sekolah-sekolah untuk mengajarkan sejak dini pola sanitasi sehat kepada siswa.
Kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan harapan siswa juga dapat menerapkan pola sanitasi sehat kepada keluarganya di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya, katanya.
Menurut dia, strategi lain yang dilakukan melalui Dinas Kesehatan Banyuasin dengan melakukan kegiatan yang dapat mendorong desa-desa yang belum ODF dan intervensi ke pihak yang dapat mendukung dalam percepatan desa ODF.
BACA JUGA:Edukasi Bahaya Tawuran dan Balap Liar di Tiga Sekolah
BACA JUGA: Lepas Kontingen Prabumulih ke Porprov Sumsel XV, H Arlan Tekankan Semangat Juang dan Sportivitas
Desa ODF (Open Defecation Free) adalah desa yang semua penduduknya telah berhenti buang air besar sembarangan dan menggunakan jamban atau toilet yang sehat.
Kemudian melakukan program pembangunan jamban umum melalui Dinas PUPR Banyuasin membangun tanki septik individu, septik komunal dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal serta sosialisasi akses sanitasi layak dan aman.
Dengan menggencarkan gerakan tersebut, diharapkan dapat dicapai target 89 persen desa ODF pada akhir 2025 ini, jelas Bupati Askolani. (ant)