Tren Mobil Listrik Naik, Tapi Harga Bekasnya Turun Drastis: Apa yang Terjadi ?

Tren Mobil Listrik Naik, Tapi Harga Bekasnya Turun Drastis — Apa yang Terjadi?-foto:dokumen palpos-

Karena pembeli sulit mengetahui kondisi baterai secara pasti tanpa alat diagnostik khusus, mereka cenderung menawar harga jauh lebih rendah.

Inilah alasan besar mengapa harga mobil listrik bekas anjlok signifikan di pasar.

3. Biaya Penggantian Baterai yang Sangat Mahal

Masalah lain yang membuat pembeli mobil listrik bekas ragu adalah biaya penggantian baterai yang selangit.

Sebagai contoh:

Baterai Hyundai Ioniq 5 diperkirakan bisa mencapai Rp250 juta–Rp300 juta jika diganti di luar garansi.

Untuk Wuling Air EV, harga baterai bisa menembus Rp100 juta ke atas.

Bandingkan dengan mesin mobil bensin, yang penggantiannya mungkin hanya sekitar Rp30–50 juta.

Baterai mobil listrik memang umurnya panjang (biasanya 8–10 tahun), tetapi pembeli mobil bekas tetap mempertimbangkan risiko jangka panjang.

Maka, meskipun mobil listrik tampak mulus dan masih berfungsi baik, harga jualnya tetap turun drastis karena kekhawatiran terhadap potensi biaya perawatan besar di masa depan.

4. Perkembangan Teknologi Terlalu Cepat

Setiap tahun, pabrikan mobil listrik berlomba menghadirkan model baru dengan fitur lebih canggih dan baterai lebih efisien.

Misalnya:

Model baru memiliki jarak tempuh hingga 600 km, sementara model lama hanya 300 km.

Versi terbaru sudah mendukung pengisian cepat 350 kW, sedangkan versi lama hanya 50 kW.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan