Kelereng, Permainan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Kelereng, Permainan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu-foto : tangkapan layar ig,--
BACA JUGA:Pentingnya Merawat Kisah Perjuangan Bung Karno
Ada yang menggunakan sistem “gundu basah” di mana kelereng yang jatuh ke luar garis tidak boleh dimainkan lagi.
Ada pula “gundu banting” di mana pemain harus memukul kelereng lawan dengan sekali tembakan keras.
Fleksibilitas aturan inilah yang membuat permainan kelereng bisa dimainkan dalam suasana santai maupun kompetitif.
Lebih dari sekadar permainan, kelereng memiliki nilai edukatif.
BACA JUGA:Slime Mainan Anak SD yang Populer: Kreativitas Edukasi dan Tantangan
BACA JUGA:Kembang Mayang Pengantin: Simbol Keindahan dan Tradisi Pernikahan di Indonesia
Anak-anak yang memainkannya belajar tentang strategi, ketepatan dan konsentrasi.
Koordinasi mata dan tangan terlatih saat mengarahkan tembakan sementara perhitungan jarak dan sudut menjadi bagian dari strategi permainan.
Selain itu, kelereng juga mengajarkan sportivitas karena para pemain harus jujur mengikuti aturan yang telah disepakati.
Di era modern yang dipenuhi dengan gadget dan permainan digital popularitas kelereng memang mulai meredup.
BACA JUGA:Asal Usul Bunga Mawar : Si Cantik dengan Sejuta Makna
BACA JUGA:Macam-Macam Jenis Keju : Dari Tradisional Hingga Modern yang Mendunia
Namun, di beberapa daerah kelereng masih bertahan sebagai bagian dari tradisi.
Bahkan, ada kompetisi kelereng yang digelar untuk melestarikan permainan ini.
Beberapa sekolah dan komunitas juga menjadikan kelereng sebagai sarana untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak agar tidak hilang ditelan zaman.
Selain aspek budaya, kelereng juga memiliki sisi koleksi.
BACA JUGA:Asal Usul Ayam Kalasan, Kuliner Ikonik dari Sleman yang Mendunia