Desa Sungsang IV : Pesona Ekowisata Mangrove dan Kuliner Udang di Banyuasin

Wisatawan menikmati keindahan hutan mangrove di Desa Sungsang IV, Banyuasin-Foto: Istimewa-
Bagi wisatawan, menikmati kuliner berbasis udang di Sungsang IV bukan sekadar makan, tetapi juga mengenal identitas budaya masyarakat pesisir Banyuasin.
Selain kuliner, daya tarik utama Sungsang IV adalah Ekoeduwisata Mangrove, yang menggabungkan wisata alam dengan pendidikan lingkungan.
BACA JUGA:Di Balik Eksotisme Tebat Lampung : Tersimpan Kearifan Lokal yang Terus Lestari !
Hutan mangrove di kawasan ini bukan hanya benteng alami dari abrasi dan gelombang laut, tetapi juga rumah bagi beragam flora dan fauna.
Wisatawan dapat menyusuri jalur mangrove dan mengenal berbagai jenis mangrove yang tumbuh, seperti Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera gymnorhiza, dan Rhizophora apiculata.
Masyarakat desa bersama lembaga mitra juga mengelola program restorasi dan pembibitan mangrove melalui SMART (Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism).
Program ini memungkinkan pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga ikut serta menanam bibit mangrove sebagai bagian dari upaya konservasi.
BACA JUGA:Surga Kecil di Gunung Dempo : Pesona Bukit Tungguan dan Green Paradise nan Mempesona !
Aktivitas ini memberi pengalaman berbeda, terutama bagi wisatawan yang peduli pada isu lingkungan.
Lokasi Sungsang IV juga sangat strategis karena berdekatan dengan Taman Nasional Sembilang, salah satu cagar biosfer dunia yang diakui UNESCO.
Kawasan ini terkenal sebagai jalur migrasi burung internasional dari Asia Timur menuju Australia.
Setiap tahunnya, ribuan burung migran singgah di kawasan ini, menjadikannya surga bagi para pengamat burung (bird watcher).
Selain itu, Sembilang juga kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk ikan, udang, kepiting bakau, dan mamalia air.