Merawat Akal Sehat di Tengah Badai Informasi Digital: Menjaga Pikiran Tetap Waras di Era Hoaks

Merawat akal sehat di tengah badai informasi-Foto : ANTARA-

Sedangkan pengguna media sosial sejumlah 143 juta identitas pengguna atau sekitar 50,2 persen dari keseluruhan penduduk.

Dan koneksi seluler aktif terdata sekira 356 juta, atau 125 persen dari populasi, yang artinya banyak orang memiliki lebih dari satu koneksi seluler.

BACA JUGA:Obati Penyakit Kulit dan Gigitan Serangga Berbisa dengan Daun Inai

BACA JUGA:Kacang Merah, Sumber Gizi Kaya Manfaat yang Selalu Hadir di Meja Makan

Maka bisa dibaca bahwa 3 dari 4 orang di Indonesia berada dalam jaringan, dan setengah populasi juga aktif di media sosial yang menjadi arena pertempuran informasi harian.

Dari separuh pengguna medsos, tentu tidak semuanya punya kapasitas kritis yang mampu memilih dan hanya menikmati informasi bergizi bagi asupan isi kepalanya.

Padahal, pengguna medsos tidak hanya berperan sebagai konsumen, melainkan sekaligus juga produsen yang membuat dan mengunggah serta menyebarluaskan informasi atau konten.

Bayangkan, seberapa besar daya rusak terhadap otak dari jutaan konten yang dibuat asal jadi dan asal sebar!.

BACA JUGA:Kencur, Rempah Tradisional dengan Segudang Khasiat untuk Kesehatan

BACA JUGA:Tauco, Bumbu Fermentasi yang Jadi Rahasia Gurih Masakan Nusantara

Dalam berbagai kesempatan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan bahwa tugas dan peran media arus utama adalah sebagai penjernih informasi.

Dikatakannya, pembeda media massa dan media sosial terletak pada proses verifikasi, jurnalis profesional wajib melakukannya sedangkan pembuat konten medsos, tidak.

Ketiadaan penjaga pintu gerbang (gatekeeper) pada medsos menyebabkan keacakan konten tersiar secara liar.

Dengan demikian, untuk memperoleh informasi yang valid tentu perlu menelusuri melalui media resmi yang terverifikasi.

Namun sayangnya, sebagian besar masyarakat enggan pergi ke sana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan