Cegah Beras Turun Mutu dan Momentum Perbaikan Tata Kelola Pangan

Ilustrasi-Foto : ANTARA-
KORANPALPOS.COM – Masalah penurunan mutu beras kembali menjadi sorotan besar, bukan hanya karena dampaknya terhadap kualitas pangan masyarakat, tetapi juga karena potensi kerugian negara yang mencapai triliunan rupiah.
Fenomena “beras turun mutu” terjadi ketika kualitas beras menurun akibat sejumlah faktor, mulai dari proses penyimpanan yang tidak tepat, pencampuran dengan beras kualitas rendah, serangan hama, hingga pengolahan yang kurang memadai.
Perubahan ini tidak hanya memengaruhi tekstur, rasa, dan nilai gizi, tetapi juga berdampak langsung pada harga jual di pasaran.
BACA JUGA:Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka Kasus Korupsi Chromebook Kemendikbudristek
BACA JUGA:RUU Perampasan Aset Jadi Sorotan: DPR, Presiden, dan Mahasiswa Saling Dengar Aspirasi
Saat berita mengenai 100 ribu ton beras sisa impor yang terancam terbuang karena mengalami penurunan mutu mencuat, perhatian publik dan akademisi pun semakin tertuju pada persoalan mendasar dalam tata kelola cadangan pangan nasional.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, menjelaskan bahwa beras-beras tersebut tersimpan di gudang filial milik mitra Bulog.
Beras ini merupakan bagian dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang pendanaannya berasal dari APBN.
BACA JUGA:Waspadai Hoaks Terkait Demonstrasi, Penjarahan, dan Provokasi Digital
BACA JUGA:Tidak Ada Indikasi TNI Terlibat Kerusuhan
Dengan potensi kerugian negara mencapai Rp1,2 triliun, peristiwa ini menjadi peringatan keras tentang pentingnya tata kelola penyimpanan beras yang lebih profesional.
Proses penyimpanan yang tidak memadai menjadi salah satu penyebab utama kerusakan beras.
Kelembaban yang tinggi, suhu ruang yang tidak stabil, paparan sinar matahari langsung, dan kondisi gudang yang kurang bersih kerap memicu berkembangnya jamur, serangga, dan mikroorganisme yang menurunkan kualitas beras.
BACA JUGA:Tantangan di Balik Pentas Teater Bunga Penutup Abad