Kecap Ikan, Bumbu Cair dengan Rasa Gurih Khas dari Laut

KULINER, KORANPALPOS.COM - Dalam dunia kuliner Asia, nama kecap ikan sudah tidak asing lagi.

Cairan berwarna cokelat keemasan dengan aroma khas ini sering menjadi rahasia kelezatan berbagai masakan mulai dari hidangan tumis, sup hingga saus pelengkap.

Namun, banyak orang yang masih penasaran, apa sebenarnya kecap ikan dan bagaimana bumbu ini bisa memberikan rasa gurih yang unik pada makanan?

Kecap ikan adalah bumbu cair yang dihasilkan dari proses fermentasi ikan biasanya ikan kecil seperti teri atau sarden yang dicampur dengan garam.

BACA JUGA:Pangsit, Kudapan Lezat yang Jadi Bagian Tak Terpisahkan dari Kuliner Nusantara

BACA JUGA:Lumpia Udang: Camilan Gurih Renyah yang Digemari Semua Kalangan

Proses fermentasi ini bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun menghasilkan cairan dengan rasa umami yang kuat dan aroma laut yang khas.

Kecap ikan dikenal luas di berbagai negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Filipina hingga Indonesia yang menggunakannya sebagai penyedap alami dalam aneka sajian.

Di Thailand, kecap ikan dikenal dengan nama nam pla dan menjadi bahan penting dalam kuliner mereka misalnya pada pad thai atau sup tom yam.

Sementara di Vietnam, kecap ikan disebut nuoc mam sering disajikan sebagai saus celup dengan tambahan cabai, bawang putih dan jeruk nipis.

BACA JUGA:Es Jelly, Minuman Segar Kaya Serat yang Digemari Semua Kalangan

BACA JUGA:Kue Semprong: Camilan Tradisional dengan Tekstur Renyah dan Rasa Manis yang Menggoda

Di Indonesia sendiri, kecap ikan semakin populer terutama pada hidangan peranakan dan masakan laut yang membutuhkan sentuhan rasa gurih alami.

Keunikan kecap ikan terletak pada kemampuannya menghadirkan rasa umami yakni cita rasa gurih yang kerap disebut sebagai rasa kelima setelah manis, asin, asam dan pahit.

Rasa ini muncul dari kandungan asam amino hasil fermentasi ikan.

Karena itu, kecap ikan sering digunakan untuk menggantikan penyedap buatan atau MSG sekaligus menambah kedalaman rasa pada masakan.

BACA JUGA:Bingka Ubi Kayu: Kelezatan Tradisional yang Tetap Eksis di Era Modern