Ormas Islam Dukung Presiden Prabowo, Akademisi Ingatkan Ketimpangan, DPR Diminta Hentikan Tunjangan

Massa mendatangi kediaman anggota DPR RI Fraksi Nasdem Ahmad Syahroni di Tanjung Priok yang berakhir dengan pengrusakan dan penjarahan-Foto : ANTARA-

Pakar kebijakan publik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Slamet Rosyadi meminta pemerintah bersikap serius dalam menangani persoalan ketimpangan sosial yang memicu gelombang aksi demonstrasi/demo atau unjuk rasa di berbagai daerah.

"Pemerintah harus menanggapi ini (demo) secara serius. Ini terjadi karena ada perilaku-perilaku dari anggota DPR RI yang terlalu berlebihan dalam menanggapi, terutama terkait dengan kenaikan gaji dan juga pajak yang ditanggung oleh negara," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Menurut dia, hal itu dinilai kontradiktif dengan kondisi masyarakat yang membayar pajak, namun tidak mendapatkan manfaatnya secara signifikan dan terkesan manfaat pajak tersebut hanya dinikmati oleh pejabat, sehingga memperbesar ketimpangan sosial.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus menanggapi permasalahan tersebut secara serius dengan mempersempit kesenjangan sosial ekonomi melalui mekanisme subsidi atau program lain yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Terkait dengan penanganan aksi unjuk rasa, dia meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi demonstrasi.

Menurut dia, hal itu disebabkan insiden yang menimbulkan korban dapat memicu kemarahan publik menjadi lebih parah.

"Aparat penegak ketertiban harus hati-hati ketika menghadapi masalah. Jangan sampai justru melakukan blunder," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu.

Ia mengatakan tindakan yang tidak sesuai prosedur di lapangan dapat menjadi bumerang bagi pemerintah seperti dalam unjuk rasa di Jakarta pada hari Kamis (28/8) yang menimbulkan korban jiwa justru membuat situasi semakin kompleks dan memicu eskalasi.

Jika gelombang unjuk rasa ini melibatkan lebih banyak pihak, kata dia, eskalasi akan semakin tidak terkendali, sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah dan aparat keamanan terutama bagaimana penanganan di lapangan.

"Pemerintah harus fokus mengendalikan situasi, jangan sampai menimbulkan jatuhnya korban," kata Prof Slamet menegaskan.

Sedangkan, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur meminta kepada aparat kepolisian maupun tentara untuk menahan diri saat menghadapi massa dari aksi unjuk rasa.

Dia mengatakan bahwa pada Sabtu (30/8) malam hingga Minggu dini hari, situasi demonstrasi yang berujung kericuhan di beberapa titik di Jakarta cukup mencekam.

Dia menduga tak sedikit yang menjadi korban dan mengalami kekerasan pada momen tersebut.

"Yang terpenting adalah sebenarnya sekarang meminta kepada penguasa untuk memerintahkan kepada aparatnya untuk menahan diri, tentara, polisi, semuanya tahan diri," kata Isnur, Minggu (31/08/2025).

Untuk itu, dia meminta kepada aparat kepolisian untuk tidak menunjukkan arogansi, kekejaman, dan tidak menunjukkan kekuatan senjata kepada massa demonstran.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan