Pemkot Prabumulih Targetkan Zero Stunting 2027, Sekda Elman: Hanya Tersisa 41 Kasus

Sekda Prabumulih dan Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel serta peserta pertemuan koordinasi tim percepatan penurunan stunting (TPPS).-foto:dokumen palpos-
“Kepada RT RW, Lurah dan Camat, tolong awasi terus kondisi warganya. Jangan sampai ada warga yang tiba-tiba diketahui menderita stunting tanpa terdeteksi sebelumnya.
Kalau ada, cepat laporkan agar segera ditangani,” ujarnya.
Pentingnya keterlibatan masyarakat ini menjadi faktor penentu keberhasilan strategi penanganan stunting di Prabumulih.
Dengan pola komunikasi dua arah antara pemerintah dan warga, kasus bisa segera diketahui dan intervensi pun bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
Dalam kegiatan tersebut, juga dibahas sejumlah strategi jangka panjang yang akan dijalankan oleh Pemkot Prabumulih.
Salah satunya adalah integrasi seluruh program penanganan stunting ke dalam sistem digital dan pemetaan wilayah rawan stunting berbasis data real-time.
Langkah ini dinilai penting agar pemerintah bisa mengalokasikan sumber daya dengan efisien, serta memastikan intervensi dilakukan tepat sasaran.
Melalui integrasi ini, OPD bisa berkoordinasi lebih baik dan berbasis data yang akurat, bukan sekadar asumsi.
Dalam kesempatan itu juga dibahas peran penting sektor swasta, dunia usaha, dan CSR perusahaan dalam mendukung program percepatan penurunan stunting.
Pemkot Prabumulih mendorong agar seluruh perusahaan yang beroperasi di kota ini turut berkontribusi melalui program-program sosial berbasis kesehatan dan gizi.
“Kita juga akan ajak perusahaan-perusahaan untuk ikut serta dalam program ini. CSR mereka bisa diarahkan untuk mendukung posyandu, pemberian makanan tambahan, dan edukasi gizi,” ungkap Elman.
Dengan keterlibatan swasta, beban pemerintah akan terbantu, sementara masyarakat juga mendapatkan manfaat yang lebih luas dari sinergi berbagai pihak.
Seluruh peserta pertemuan sepakat bahwa penanganan stunting membutuhkan kolaborasi yang erat antar instansi, baik di tingkat kota, provinsi, hingga nasional.
Tidak ada satu pihak pun yang bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan persoalan ini.
Melalui strategi komprehensif dan kolaboratif yang disusun dalam pertemuan koordinasi ini, Pemkot Prabumulih berharap bisa menciptakan generasi emas yang sehat, cerdas, dan berkualitas menjelang Indonesia Emas 2045.