Pemkot Prabumulih Targetkan Zero Stunting 2027, Sekda Elman: Hanya Tersisa 41 Kasus

Sekda Prabumulih dan Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel serta peserta pertemuan koordinasi tim percepatan penurunan stunting (TPPS).-foto:dokumen palpos-

BACA JUGA:Kibarkan Semangat Nasionalisme Polres Ogan Ilir Bagikan Bendera Merah Putih

Semua elemen masyarakat, mulai dari RT, RW, Lurah, Kades, Camat, hingga OPD dilibatkan secara aktif dalam upaya penurunan stunting.

Elman menekankan bahwa penanganan stunting bukan hanya tugas satu dinas saja, melainkan menjadi tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan.

Model gotong royong inilah yang menjadi kekuatan utama Kota Prabumulih dalam mengatasi persoalan gizi buruk dan kekerdilan pada anak.

“Saya sudah sampaikan kepada perwakilan provinsi, di Prabumulih ini kita mengedepankan kerja sama lintas sektor.

Jadi bukan hanya Dinas Kesehatan atau Dinas P2KB saja yang bekerja, tetapi semua OPD, termasuk Lurah, RT RW, hingga masyarakat sendiri,” jelasnya.

Upaya gotong royong ini dibuktikan dengan adanya pengawasan menyeluruh terhadap ibu hamil sejak masa kehamilan, proses persalinan, hingga masa tumbuh kembang anak.

Pemkot melalui Dinas Kesehatan secara aktif melakukan pendampingan, edukasi, dan intervensi gizi kepada kelompok rentan.

Tidak hanya fokus pada aspek gizi, Pemkot Prabumulih juga melihat faktor lingkungan dan kondisi sosial ekonomi keluarga sebagai aspek penting dalam upaya pencegahan stunting.

Oleh karena itu, pemerintah kota juga menaruh perhatian besar terhadap kebersihan lingkungan, status pekerjaan orang tua, kondisi rumah tinggal, hingga pola makan anak.

“Pola makan anak itu penting. Tapi lingkungan tempat dia tumbuh, apakah bersih atau tidak, juga mempengaruhi. Begitu juga dengan pekerjaan orang tuanya.

Kalau kondisi ekonomi keluarga lemah, ini juga berisiko terhadap pemenuhan gizi anak,” ujar Elman.

Karenanya, Pemkot juga bekerja sama dengan Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk memastikan integrasi program intervensi gizi dengan perbaikan lingkungan dan ekonomi keluarga.

Elman tak henti-hentinya mengimbau partisipasi aktif masyarakat untuk mendeteksi dan mencegah kasus stunting di lingkungan masing-masing.

Ia meminta agar para RT, RW, dan Lurah rutin memantau warganya, dan segera melaporkan apabila ditemukan kasus-kasus baru atau indikasi stunting pada anak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan