Mungil, Irit, dan Legal Masuk Tol: Mengenang Kiprah Bajaj Qute di Tanah Air !

Sejarah Bajaj Qute di Indonesia-Foto : Dokumen Palpos-
Mobil ini diklaim mampu menempuh jarak sekitar 37 hingga 43 km/liter, tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan dan kondisi berkendara.
Angka tersebut jauh lebih irit dibandingkan city car atau MPV kompak pada umumnya.
Efisiensi ini membuat Qute sangat cocok sebagai kendaraan operasional harian, baik untuk antar-jemput keluarga, digunakan sebagai taksi lokal, hingga armada logistik ringan di lingkungan padat penduduk.
Meskipun berukuran mungil, Qute termasuk dalam kategori kendaraan roda empat secara hukum.
Hal ini membuatnya diizinkan masuk jalan tol—berbeda dengan kendaraan roda tiga yang umumnya dilarang.
Karena termasuk kendaraan mobil, pengemudi Qute harus memiliki SIM A sebagaimana syarat pengendara mobil biasa.
Hal ini sempat menjadi dilema tersendiri bagi sejumlah pengguna yang awalnya berharap cukup dengan SIM C, mengingat bentuk dan tenaga Qute menyerupai sepeda motor besar atau bajaj modifikasi.
Walaupun sempat menjadi solusi transportasi urban, Bajaj Qute tidak bisa bertahan lama di pasar Indonesia.
Ada beberapa alasan yang membuatnya ditarik dari peredaran dan tidak lagi diproduksi:
1. Kurangnya Minat Konsumen
Banyak konsumen masih ragu dengan desain dan performa Qute. Beberapa menganggapnya “tanggung”, bukan motor tapi juga bukan mobil sepenuhnya.
2. Kurangnya Infrastruktur Purna Jual
Minimnya layanan servis resmi dan suku cadang menjadi hambatan serius. Jika terjadi kerusakan, pemilik kesulitan mendapatkan perbaikan dengan cepat.
3. Regulasi dan Segmentasi Pasar
Qute masih terjebak dalam kategori yang belum jelas di mata regulasi Indonesia. Meski secara legal dianggap mobil, performa dan fiturnya tidak memenuhi ekspektasi mobil komersial modern.