Kue Lumpang: Warisan Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Kenyal, manis, dan penuh makna. Kue Lumpang, camilan tradisional Palembang yang tak lekang oleh waktu-foto:Istimewa-
Mengingat pentingnya peran kuliner tradisional sebagai bagian dari identitas budaya, pemerintah daerah dan komunitas pecinta kuliner kini gencar mengadakan pelatihan dan edukasi untuk generasi muda.
Tujuannya agar makanan seperti Kue Lumpang tidak punah tergantikan oleh jajanan instan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan secara rutin menggelar lomba masak dan workshop membuat kue tradisional untuk siswa sekolah dan komunitas ibu rumah tangga.
Kegiatan ini dinilai efektif dalam membangkitkan minat terhadap kuliner lokal.
“Kami ingin agar kue tradisional seperti Lumpang ini terus lestari. Anak-anak harus tahu cara membuatnya, bukan hanya membelinya. Dengan begitu, kearifan lokal tetap terjaga,” kata Kepala Dinas Pariwisata Sumsel, Hj. Lestari Dewi.
Kue yang Menyatukan Generasi
Kue Lumpang lebih dari sekadar camilan. Ia adalah simbol dari kekayaan budaya Indonesia, khususnya Palembang, yang diwariskan secara turun-temurun.
Kehadirannya dalam berbagai momen kehidupan masyarakat menunjukkan bahwa rasa tradisional tidak akan pernah kehilangan tempat, selama ada yang menjaga dan melestarikannya.
Bagi generasi muda, mengenal dan mencicipi Kue Lumpang bisa menjadi langkah kecil namun berarti dalam mencintai kekayaan kuliner negeri sendiri.
Di tengah arus globalisasi yang terus melaju, menjaga tradisi adalah bentuk penghargaan terhadap sejarah dan jati diri bangsa.*