Kembang Iwak Family Park: Ruang Hijau Bersejarah dan Ikonik di Jantung Kota Palembang !

Kambang Iwak Park-Foto : Istimewa-
Tak hanya flora, fauna seperti burung-burung liar juga kerap terlihat beterbangan dan berkicau dari atas pepohonan.
Suara alam yang menyatu dengan aktivitas manusia menciptakan harmoni yang jarang ditemukan di pusat kota metropolitan.
Di tengah danau, terdapat sebuah jembatan sepanjang sekitar 200 meter yang menghubungkan dua sisi taman, yakni antara Jl. Tasik dan Jl. Sutomo.
Jembatan ini menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto, menikmati angin sore, atau sekadar berdiri memandangi permukaan air yang tenang.
Ketika malam tiba, suasana Kambang Iwak berubah menjadi lebih romantis dan eksotis.
Sorotan lampu-lampu taman yang tertata rapi berpadu dengan air mancur di tengah danau menciptakan pemandangan memukau.
Banyak pasangan muda dan keluarga yang memilih menghabiskan waktu malam mereka di sini, menghindari keramaian mal atau pusat perbelanjaan.
Sementara itu, penjual makanan kaki lima turut meramaikan suasana.
Pengunjung bisa menikmati jagung bakar, sosis bakar, minuman kekinian, hingga jajanan khas Palembang seperti pempek dan model.
Kehadiran pedagang ini tidak hanya menambah pilihan kuliner, tapi juga menggerakkan ekonomi kecil masyarakat sekitar.
Pemerintah Kota Palembang terus berupaya meningkatkan kualitas taman ini.
Program revitalisasi ruang terbuka hijau telah dijalankan secara bertahap, termasuk peremajaan tanaman, perbaikan fasilitas, hingga pemasangan CCTV dan pos keamanan demi kenyamanan pengunjung.
Ke depan, Kambang Iwak diproyeksikan sebagai bagian dari pengembangan kawasan wisata kota yang terintegrasi dengan heritage tour, menghubungkan taman ini dengan bangunan-bangunan kolonial lain di sekitarnya seperti Gereja Santa Maria, Rumah Dinas Wali Kota, dan berbagai rumah tua yang masih berdiri megah.
Kambang Iwak Family Park adalah contoh ideal dari taman kota yang bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga ruang publik hidup yang dimiliki bersama oleh masyarakat.
Keberadaannya menjadi bukti bahwa sebuah kota besar tetap bisa memiliki ruang untuk bernapas, berinteraksi, dan tumbuh bersama.