Garuda Tanpa Beban: Tapi Jangan Lupa Cakar Tajammu !

Pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dan gelandang Joey Pelupessy menghadiri jumpa pers sebelum pertandingan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Jepang di Suita City Stadium, Prefektur Osaka, Senin (9/6/2025). -Foto : PSSI-

Kevin Diks, Thom Haye, hingga Joey Pelupessy di lini tengah, menunjukkan bahwa Garuda kini punya otot dan otak dalam mengatur permainan.

Di depan, Ole Romeny—sang predator baru—telah mencetak tiga gol dari tiga laga pertamanya.

Di belakangnya, energi lokal seperti Yakob Sayuri, Beckham Putra, dan Ricky Kambuaya memberi warna khas sepak bola Indonesia: lincah, taktis, dan kadang tak terduga.

Jangan lupakan bahwa dalam tiga laga terakhir, Indonesia dua kali menang dan sekali seri. Bahkan, mencatat dua clean sheet beruntun.

Tim asuhan Patrick Kluivert membuktikan bahwa permainan efektif, bukan penguasaan bola semata, adalah senjata mematikan.

Patrick Kluivert menegaskan, walaupun tiket sudah di tangan, laga ini tetap penting.

Ia membaca kekalahan Jepang dari Australia sebagai bahan bakar strategi.

“Kami tahu tidak mungkin menguasai bola melawan Jepang. Tapi kami punya cara sendiri,” tegas pelatih asal Belanda itu.

Dengan pendekatan pragmatis nan tajam, Indonesia mungkin tak menguasai bola, tapi bisa menguasai momen.

Dan dalam sepak bola, momen bisa lebih penting dari penguasaan.

Joey Pelupessy pun menyampaikan keyakinan penuh. “Kami menang di dua laga terakhir. Skuad ini bagus. Kami percaya bisa tampil baik,” katanya dalam konferensi pers jelang laga.

Tak bisa dibantah, Jepang tetaplah tim unggulan.

Mereka tak pernah kalah di kandang dalam 14 laga terakhir.

Terakhir kali mereka ditaklukkan di hadapan publik sendiri adalah oleh Kolombia pada Maret 2023.

Tapi sepak bola tak mengenal logika semata. Jika Australia bisa, Indonesia pun harus percaya diri.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan