Minuman Kemasan Bukan Pemicu Utama Penyakit Ginjal: Obesitas dan Gaya Hidup Lebih Dominan !

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Eka Laksmi Hidayati, Sp.A, Subsp.Nefro(K) -Foto : ANTARA-

Terkait kekhawatiran masyarakat terhadap minuman berpemanis dalam kemasan, IDAI menyebutkan bahwa perlu ada penelitian ilmiah mendalam untuk membuktikan adanya keterkaitan langsung dengan kerusakan ginjal.

“Minuman bisa saja berisiko jika ada pencemaran bahan kimia berbahaya. Tapi untuk menyatakan minuman tertentu berbahaya, perlu pemeriksaan sampel, dan itu sulit dilakukan tanpa kejadian dalam skala besar,” ujar Dr. Eka.

Dia juga menekankan bahwa produk makanan dan minuman yang telah mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) secara umum telah melalui pengawasan ketat, sehingga kemungkinan dampaknya terhadap ginjal cukup rendah jika dikonsumsi secara wajar.

Namun, konsumsi berlebihan minuman berpemanis tetap tidak dianjurkan, mengingat tingginya kandungan gula yang bisa menyebabkan obesitas faktor risiko yang berkontribusi terhadap kerusakan ginjal secara tidak langsung.

Salah satu poin krusial yang disorot IDAI adalah hubungan antara gaya hidup tidak sehat pada anak dan meningkatnya prevalensi penyakit ginjal.

“Anak-anak sekarang cenderung malas bergerak. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai. Kurangnya aktivitas fisik, dikombinasikan dengan konsumsi tinggi gula dan lemak, mempercepat risiko obesitas,” kata Dr. Eka.

Obesitas pada anak telah terbukti meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan hipertensi di usia dini dua penyakit utama yang dikenal dapat memperburuk fungsi ginjal secara progresif.

“Ketika anak-anak mulai mengalami tekanan darah tinggi atau gula darah tinggi, maka ginjal akan mulai bekerja lebih keras. Jika berlangsung lama, ginjal akan mengalami kerusakan,” jelasnya.

Dalam laporan IDAI tahun 2024, prevalensi obesitas anak di Indonesia mencapai lebih dari 18 persen, dan menjadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.

Situasi ini menjadi alarm serius bagi sistem kesehatan nasional, khususnya dalam pencegahan penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit ginjal.

Untuk mencegah penyakit ginjal sejak usia dini, IDAI menyarankan pendekatan pencegahan berbasis gaya hidup sehat.

Menurut Dr. Eka, salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk menjaga fungsi ginjal adalah cukup minum air putih.

“Ginjal kita akan berfungsi dengan baik kalau asupan cairan cukup. Jangan tunggu sampai haus untuk minum,” ujarnya.

Selain itu, anak-anak dianjurkan untuk tetap aktif bergerak, menghindari makanan tinggi garam, dan mengonsumsi buah serta sayuran secara rutin.

Orang tua juga diimbau untuk melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala, terutama jika terdapat riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan