BNPT Gelar Pelatihan Mitigasi Aksi Teror di Bali

BNPT menggelar Pelatihan Mitigasi Aksi Terorisme Integratif di Kuta, Badung, Bali, mulai 20 Mei hingga Kamis (22/5).-Foto: Antara-
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Pelatihan Mitigasi Aksi Terorisme Integratif (Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi, serta TNI dan Polri) di Kuta, Badung, Bali, pada tanggal 20—22 Mei 2025.
Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Wawan Ridwan mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kemampuan operasional aparat dalam menghadapi potensi aksi terorisme, khususnya di Provinsi Bali yang merupakan salah satu kawasan vital nasional dan pusat pariwisata dunia.
"Kegiatan ini merupakan langkah pre-emptive dan preventive dalam menghadapi potensi ancaman terorisme melalui peningkatan kesiapsiagaan seluruh aparatur negara dari berbagai sektor," ucap Brigjen Pol. Wawan dalam keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
BACA JUGA:Rocky Gerung Usul Perombakan Kabinet
BACA JUGA:DPR Terima Masukan dari 29 Elemen Masyarakat
Menurut dia, kesiapsiagaan di Bali harus terus dibangun, mengingat Bali memiliki nilai strategis tinggi karena menjadi pilihan wisatawan dan kerap menjadi tuan rumah berbagai agenda berskala nasional dan internasional.
Latihan mitigasi aksi terorisme integratif tersebut, kata dia, seiring dengan kewajiban BNPT untuk senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan nasional dan meningkatkan kemampuan aparat.
Sebagai leading sector atau sektor pemimpin dalam penanggulangan terorisme di Indonesia, Brigjen Pol. Wawan menegaskan bahwa BNPT memiliki tanggung jawab untuk terus mendorong kesiapsiagaan nasional melalui berbagai program peningkatan kemampuan aparatur.
BACA JUGA:KSAU Bahas Pertahanan Berbasis AI
BACA JUGA:DPR Minta Pemerintah Perjelas Narasi Program 3 Juta Rumah
Untuk itu, pelatihan kali ini disebutkan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan kolaborasi lintas sektor demi menciptakan sistem mitigasi aksi terorisme yang tangguh dan responsif.
Sementara itu, Instruktur Pelatihan Inspektur Polisi Dua I Gede Sudiana memandang penting kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir, yang menjadi sorotan utama dalam pelatihan.
Kolaborasi antarlembaga yang memiliki prosedur operasional standar (SOP) berbeda, sambung dia, perlu dibangun guna menciptakan kesamaan persepsi dan respons cepat saat terjadi insiden.