Pemkot Palembang Berikan Warning : Oknum Lakukan Pungli di SPMB 2025 Bakal Dicopot !

Ilustrasi siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama. -Foto : Disway-

Selain itu juga kita melibatkan stakeholder yang ada.

"Jika ada oknum yang ditemukan terbukti melakukan pungli dalam pelaksanaan SPMB, akan kita copot. Karena fokus kita mengedepankan masyarakat," katanya.

Ia menambahkan, penerimaan SPMB ini dilakukan secara online karena sifatnya sudah digitalisasi. Karena itu, wali murid diharapkan proaktif melakukan pengecekan.

Ia juga mengatakan dalam SPMB ada porsi baik domisili, afirmasi, prestasi dan mutasi.

"Untuk mengantisipasi adanya kecurangan, Pemkot Palembang akan membentuk tim dan ini ada di dalam Dinas Pendidikan," ujarnya.

Pernyataan tegas dari Sekda Kota Palembang, Aprizal Hasyim, mengenai sanksi pencopotan bagi oknum pelaku pungli dalam SPMB 2025, disambut baik oleh masyarakat.

Sejumlah orang tua murid di Palembang mengaku merasa lebih tenang dengan adanya komitmen pengawasan ketat dari Pemkot, namun tetap berharap langkah ini benar-benar diwujudkan, bukan sekadar wacana.

“Setiap tahun kami selalu cemas saat mendaftar sekolah untuk anak. Takut kalau anak kami gagal bukan karena nilai atau zonasi, tapi karena permainan di belakang layar,” ujar Nuri, warga Kecamatan Ilir Timur II, Jumat (2/5). 

Ia menyebut, banyak cerita di masyarakat soal oknum yang memanfaatkan momen penerimaan murid untuk mencari keuntungan pribadi.

“Kami tidak punya uang untuk ‘titip nama’. Kalau sistemnya bersih, anak kami bisa bersaing dengan jujur,” tambahnya.

Senada dengan itu, Aan  warga Seberang Ulu I, juga menilai bahwa ancaman pencopotan jabatan bagi pelaku pungli merupakan langkah yang tepat.

“Harus ada efek jera. Jangan cuma dipindahkan tugas atau diberi peringatan. Ini menyangkut masa depan anak-anak,” ujarnya.

Ia berharap Pemkot tak hanya mengandalkan pengawasan internal, tapi juga menggandeng pihak eksternal seperti lembaga pengawas pendidikan, media, serta organisasi masyarakat sipil untuk memastikan tidak ada celah kecurangan.

“Laporkan secara terbuka hasil pengawasan, beri ruang bagi masyarakat untuk ikut mengawasi. Kalau perlu, semua proses bisa dipantau secara online agar lebih transparan,” tambahnya.

Harapan lainnya datang dari Lina, orang tua murid di kawasan Sukarami.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan