7 Sunnah Haji dan Umrah: Perkuat Spiritualitas dan Sempurnakan Ibadah Anda

Ilustrasi berhaji.-Foto : Pinterest @Dinda Savitri-
Di sinilah sunnah mabit dilakukan, yaitu bermalam atau berhenti sejenak sebagai bentuk ketundukan dan ketaatan.
Meskipun boleh dilakukan sebentar, berdiam di Muzdalifah menjadi refleksi spiritual yang kuat, mengingatkan jemaah akan kesederhanaan dan kekhusyukan dalam beribadah.
5. Salat Sunnah Tawaf: Menambah Keutamaan Setelah Tawaf
Setelah melakukan tawaf, dianjurkan untuk menunaikan dua rakaat salat sunnah tawaf.
Tempat yang paling utama untuk melaksanakannya adalah di belakang Maqam Ibrahim, namun boleh juga dilakukan di area lain di Masjidil Haram jika tempat tersebut penuh.
Salat ini menjadi bentuk rasa syukur dan peneguhan niat dalam menjalani rangkaian ibadah yang panjang.
6. Mabit di Mina: Mengisi Hari Tasyrik dengan Ibadah
Selama hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah), jemaah haji dianjurkan untuk bermalam di Mina.
Di tempat inilah para jemaah akan melakukan pelemparan jumrah sebagai simbol perlawanan terhadap godaan setan.
Mabit di Mina adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan, terlebih jika jemaah memilih untuk menetap hingga 13 Zulhijjah (nafar tsani), menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah.
7. Tawaf Wada’: Tawaf Perpisahan Penuh Haru
Tawaf Wada’ dilakukan sebelum jemaah meninggalkan Makkah.
Ini adalah tawaf perpisahan yang menjadi penutup seluruh rangkaian ibadah haji dan umrah.
Sunnah ini menggambarkan rasa haru dan penghormatan terakhir terhadap Ka’bah, sekaligus menjadi momen evaluasi spiritual pribadi sebelum kembali ke tanah air.
Patuhi Larangan Saat Ihram agar Ibadah Tidak Batal