Sering Melahirkan Normal Dapat Tingkatkan Risiko Terpapar Virus HPV

Ilustrasi kanker serviks.-Foto : ANTARA -
Selain faktor kelahiran, dr. Wini juga menyoroti pernikahan dini sebagai faktor lain yang meningkatkan risiko infeksi HPV.
Ia menyebutkan bahwa perempuan yang aktif secara seksual di bawah usia 18 tahun lebih rentan karena organ reproduksinya belum berkembang secara optimal.
BACA JUGA:Kurma Muda: Si Kecil Penuh Manfaat yang Makin Populer di Kalangan Masyarakat
“Serviks perempuan muda masih dalam tahap pematangan. Ketika sudah aktif secara seksual di usia yang terlalu muda, kondisi ini dapat memperbesar kemungkinan virus masuk dan berkembang,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa memiliki pasangan seksual lebih dari satu turut mempertinggi potensi penularan virus.
Meski infeksi HPV tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko, terutama agar virus tersebut tidak berkembang menjadi kanker serviks.
Dr. Wini menekankan pentingnya vaksinasi HPV sejak dini. “Vaksin HPV idealnya diberikan pada anak perempuan usia 9 hingga 14 tahun, sebelum mereka aktif secara seksual,” jelasnya.
Untuk wanita dewasa, terutama yang sudah aktif berhubungan seksual, disarankan menjalani tes deteksi dini seperti pap smear, IVA (Inspeksi Visual Asam asetat), atau tes HPV DNA secara berkala, minimal tiga tahun sekali.
“Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, kita bisa mendeteksi perubahan sel serviks sejak dini sebelum berkembang menjadi kanker,” tambahnya.
Selain vaksinasi dan skrining rutin, menjaga kebersihan organ intim juga merupakan langkah pencegahan yang esensial.
Dr. Wini mengingatkan perempuan untuk selalu menjaga kebersihan saat menggunakan toilet umum dan mencuci tangan setelah dari kamar mandi.
“Toilet umum bisa menjadi media tempat virus berada, termasuk HPV. Tapi perlu ditegaskan, terpapar virus belum tentu terinfeksi. Infeksi HPV tetap terjadi melalui kontak langsung, terutama seksual. Meski demikian, menjaga kebersihan adalah bentuk pencegahan tambahan yang tidak boleh diabaikan,” ujarnya.
Banyak masyarakat masih belum sepenuhnya memahami bagaimana HPV bekerja dan bagaimana kanker serviks berkembang.
Dr. Wini menyayangkan masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi dan deteksi dini.