Kwetiau Hidangan Favorit yang Terus Bertahan di Tengah Gempuran Kuliner Modern

Kwetiau, bukan sekadar mie lebar Di balik kelezatannya, tersimpan kisah akulturasi budaya yang kaya-foto:instagram@yatiekitchen-

KULINER,KORANPALPOS.COM – Kwetiau, salah satu hidangan khas Tionghoa yang telah melebur dalam budaya kuliner Indonesia, tetap menjadi favorit masyarakat dari berbagai kalangan.

Dengan tekstur mie yang lebar dan kenyal, serta rasa gurih yang khas, kwetiau tak hanya lezat, tetapi juga menyimpan kisah panjang tentang akulturasi budaya dan kekayaan kuliner nusantara.

Di tengah maraknya makanan cepat saji dan tren kuliner modern seperti Korean food, Japanese street food, hingga menu fusion Eropa-Asia, kehadiran kwetiau masih kokoh di hati para pencinta makanan.

BACA JUGA:Kue Onde-Onde: Camilan Tradisional yang Populer di Indonesia

BACA JUGA:Rujak Cingur: Kuliner Khas Surabaya yang Penuh Cita Rasa

Baik disajikan goreng, rebus, maupun siram, kwetiau selalu menawarkan sensasi rasa yang memikat.

Kwetiau berasal dari Tiongkok Selatan, khususnya dari provinsi Fujian dan Guangdong. Di daerah asalnya, kwetiau dikenal dengan nama "shahe fen" atau "hor fun".

Imigran Tionghoa yang datang ke Indonesia pada abad ke-19 membawa serta berbagai resep tradisional mereka, termasuk kwetiau.

BACA JUGA:Ayam Taliwang: Kuliner Khas Lombok yang Mendunia

BACA JUGA:Bakso Kuah Merah Sajian Menggoda untuk Mengganjal Perut Lapar

Seiring waktu, makanan ini mengalami adaptasi dengan bahan lokal dan selera masyarakat Indonesia.

Kini, kwetiau dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Indonesia, dari warung kaki lima hingga restoran mewah. Di Medan, misalnya, kwetiau dikenal sebagai salah satu ikon kuliner kota.

"Kwetiau Medan" bahkan menjadi brand tersendiri yang menjanjikan rasa autentik dengan bumbu rempah yang kuat dan porsi yang melimpah.

BACA JUGA:Bongkol Ketan Penganan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Arus Modernisasi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan