Ayam Kecep Hidangan Tradisional yang Tak Pernah Absen dalam Setiap Hajatan

Rasa manis gurihnya, bumbu rempah yang meresap semuanya bikin kangen kampung halaman-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Es Campur: Sensasi Segar di Tengah Cuaca Panas
“Biasanya kami masak ayam kecep dalam jumlah besar, bisa puluhan ekor, tergantung berapa banyak tamu yang diundang.”
Ayam kecep biasanya disajikan bersama nasi putih hangat, sambal, lalapan, dan kerupuk.
Dalam acara-acara besar, ayam kecep bisa disajikan dalam kotak nasi berisi lengkap, atau secara prasmanan untuk tamu yang datang.
Banyak orang yang menyebut ayam kecep sebagai makanan nostalgia.
Rasanya yang kaya rempah, teksturnya yang empuk, serta kuah kecap kental yang melimpah, membuat siapa pun yang mencicipinya pasti ingin menambah porsi.
Tak heran jika banyak katering hajatan yang tetap mempertahankan menu ini meski tren kuliner modern terus bermunculan.
“Dari dulu sampai sekarang, orang tua kami selalu pesan ayam kecep untuk acara nikahan atau sunatan. Bahkan tamu dari luar kota pun sering tanya, ‘Ada ayam kecep gak?’ karena mereka tahu ini menu khas hajatan,” ungkap Pak Suroso, pemilik usaha katering di Yogyakarta.
Salah satu daya tarik ayam kecep adalah resepnya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Setiap keluarga bisa memiliki versi bumbu yang berbeda, tetapi tetap mempertahankan rasa khas yang menggugah selera.
“Resep ayam kecep ini saya dapat dari ibu saya, dan ibu saya juga belajar dari nenek saya,” kata Bu Nanik, seorang pedagang ayam kecep di pasar tradisional Solo.
“Bumbu dasar sama, tapi ada teknik memasak yang bikin beda. Misalnya, waktu merebus ayam, atau cara menumis bumbunya harus pas agar tidak pahit.”
Di tengah gempuran makanan cepat saji dan kuliner kekinian, ayam kecep tetap bertahan dan bahkan mulai merambah dunia digital.
Banyak pelaku UMKM yang kini menjual ayam kecep secara online, baik dalam bentuk siap santap maupun frozen food.
“Awalnya saya cuma buat ayam kecep buat hajatan tetangga. Tapi karena banyak yang suka, saya coba jual lewat media sosial. Ternyata peminatnya banyak,” ujar Dwi, seorang penjual ayam kecep rumahan dari Semarang.