Fenomena Masalah Klasik : Aksi Balap Liar Marak saat Ramadhan !

Aksi balap liar yang sudah menjadi masalah klasik saat Memasuki Bulan Puasa. -Foto : Disway-
Razia dipimpin langsung oleh Kanit Turjawali, Ipda Reno Oktarua SH, yang didampingi oleh Kanit Regident, Iptu Eki TA, dan Kanit Gakkum, Ipda Safrie, berhasil membubarkan aksi balap liar di kawasan Jalan Lingkar Timur, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Selatan, tepatnya di sekitar terminal Prabumulih.
Dengan tegas, mereka memimpin pasukan untuk menindak tegas para pengendara yang terlibat dalam balap liar.
Dalam razia tersebut, petugas berhasil menindak sebanyak 20 kendaraan roda dua atau motor yang terlibat dalam aksi berbahaya ini dan mengamankannya di Mako Satlantas Polres Prabumulih.
Kapolres Prabumulih, AKBP Endro Aribowo SIK M.A.P melalui Kasat Lantas Polres Prabumulih, AKP Hj Marlina SH MSi, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan razia serupa untuk mencegah aksi balap liar yang meresahkan masyarakat.
“Balap liar sangat membahayakan baik bagi pelaku maupun pengguna jalan lainnya. Kami mengimbau kepada para pemuda untuk tidak melakukan aksi ini karena dapat berakibat fatal,” ungkap AKP Hj Marlina.
Marlina juga menegaskan bahwa razia balap liar akan terus dilakukan guna mencegah aksi berbahaya yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat dan berpotensi membahayakan nyawa pengendara serta pengguna jalan lainnya.
Lebih lanjut, Hj Marlina mengimbau kepada seluruh pengguna kendaraan untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam berlalu lintas.
Ia menekankan pentingnya mematuhi rambu-rambu dan peraturan berlalu lintas.
“Kami berharap masyarakat dapat menyadari bahwa keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita ciptakan situasi lalu lintas yang aman dan kondusif, terutama selama bulan Ramadan ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Praktisi Hukum, Sulyaden SH mengatakan, balap liar bukan sekadar tindakan iseng atau kenakalan remaja, melainkan pelanggaran yang dapat dikenai sanksi hukum.
Selain melanggar aturan lalu lintas, aksi ini juga berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal dan mengganggu ketertiban umum.
"Balap liar bukan hanya soal uji nyali, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. Tidak jarang kecelakaan akibat balap liar berujung kematian, baik bagi pelaku maupun orang yang kebetulan melintas di lokasi kejadian," ujar Sulyaden
Ia juga menyoroti bahwa banyak peserta balap liar yang masih di bawah umur, sehingga tanggung jawab juga perlu diberikan kepada orang tua serta pihak sekolah dalam memberikan edukasi mengenai bahaya aktivitas ini.
Sulyaden menjelaskan bahwa berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009, balap liar dapat dikenakan sanksi pidana.
Pasal 297 UU tersebut menyebutkan bahwa pelaku balap liar dapat dipidana dengan kurungan paling lama satu tahun atau denda maksimal Rp3 juta.