KPK Panggil Hasto Kristiyanto untuk Diperiksa Sebagai Tersangka

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Jokowi : Penetapan Hasto sebagai Tersangka KPK Itu Proses Hukum yang Patut Dihormati !
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menyatakan bahwa Hasto berperan aktif dalam mengatur dan mengendalikan Donny Tri Istiqomah untuk melobi Wahyu Setiawan.
Tak hanya itu, Hasto juga diduga memfasilitasi penyerahan uang suap sebesar 19.000 dolar Singapura dan 38.350 dolar AS kepada Wahyu melalui Agustiani Tio Fridelina.
“HK bersama-sama dengan Harun Masiku, Saeful Bahri, dan DTI melakukan penyuapan terhadap Wahyu Setiawan dan Agustiani Tio Fridelina agar Harun Masiku dapat ditetapkan sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024,” ujar Setyo.
BACA JUGA:PDIP Jamin Hasto Tidak Kabur : Alasannya Tiap Hari Ngantor !
BACA JUGA:DPR Sebut Hasto Tersangka karena KPK Lunasi Utang Perkara
Selain itu, KPK juga menjerat Hasto dengan tuduhan obstruction of justice atau perintangan penyidikan.
Ia diduga menghalangi proses penyelidikan dengan menyembunyikan informasi dan bukti yang berkaitan dengan kasus ini.
Hasto Kristiyanto sebelumnya telah mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menguji keabsahan status tersangkanya.
Namun, pada 13 Februari 2025, hakim tunggal Djuyamto menolak gugatan tersebut.
Hakim menyatakan bahwa permohonan praperadilan yang diajukan Hasto tidak dapat diterima dan mengabulkan eksepsi dari pihak KPK.
“Kemudian, menyatakan permohonan praperadilan pemohon kabur atau tidak jelas,” ujar Djuyamto dalam putusannya.
Tak puas dengan hasil tersebut, Hasto melalui kuasa hukumnya kembali mengajukan dua permohonan praperadilan atas dua surat perintah penyidikan (sprindik) yang diterbitkan KPK.
Kuasa hukum Hasto, Ronny Talapessy, menegaskan bahwa pengajuan praperadilan ini bertujuan untuk memastikan apakah penetapan tersangka terhadap kliennya sudah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
“Memberikan ruang bagi kami untuk mengajukan kembali dua praperadilan berdasarkan putusan hakim sebelumnya. Oleh sebab itu, kami telah mengajukan dua permohonan praperadilan berdasarkan putusan hakim pada 13 Februari 2025,” kata Ronny.