Pasar Kripto Bertahan Dalam Tekanan Usai Pengumuman The Fed
Koreksi atau penurunan harga yang dialami Bitcoin merupakan imbas dari sentimen negatif terhadap outlook kebijakan moneter AS tahun 2025-FOTO : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Analis bursa kripto Reku, Fahmi Almuttaqin, menyatakan bahwa pasar kripto dan saham Amerika Serikat (AS) sempat mengalami tekanan setelah Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50 persen pada Januari 2024.
Namun, keduanya menunjukkan pemulihan setelah konferensi pers Ketua The Fed, Jerome Powell, yang meredakan kekhawatiran pasar.
BACA JUGA:Harga Bitcoin Anjlok Lebih dari 10 Persen : Apa yang Membuat Pasar Kripto Terkoreksi ?
BACA JUGA:Strategi Pajak Kripto Indonesia : Bangun Ekosistem Kompetitif di Era Digital !
"Bitcoin sempat turun ke level 101.800 dolar AS setelah pengumuman tersebut sebelum akhirnya berhasil pulih setelah konferensi pers pemimpin The Fed, Jerome Powell, meredakan kekhawatiran pasar,'' kata Fahmi.
Situasi yang sama juga terjadi di pasar saham AS dengan indeks saham AS seperti S&P 500 dan Nasdaq yang menunjukkan pemulihan pascakonferensi pers Powell yang menyatakan tidak adanya rencana untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Keputusan The Fed ini sejalan dengan ekspektasi pasar, terutama karena inflasi berdasarkan data Consumer Price Index (CPI) bulan Desember menunjukkan kenaikan signifikan.
BACA JUGA:Bitcoin Melonjak 40 Persen di November 2024 : Sentimen Investor Kripto Tetap Kuat !
Meski demikian, kebijakan tersebut tetap memicu volatilitas di pasar keuangan, terutama aset berisiko seperti saham dan kripto.
Sebagaimana diketahui, melansir data Coinbase per hari Senin (3/2) pukul 11.51 WIB, Bitcoin kembali mengalami tekanan dengan tercatat menjadi 93.236 dolar AS per 1 Bitcoin.
Fahmi menilai gejolak yang terjadi mencerminkan tingginya sensitivitas pasar kripto dan saham AS terhadap kebijakan makroekonomi AS.
BACA JUGA:Platform Kripto Ungkap Kemenangan Trump dan Data Makro AS Dorong Bitcoin Melonjak