Bukit Sulap "Menghilang" Diselimuti Kabut, Kota Lubuklinggau Dingin dan Sepi
Bukit Sulap objek wisata alam yang menjadi icon Kota Lubuklinggau.-Foto : Maryati-
Mendaki Bukit Sulap sebenarnya tidak begitu memiliki rintangan, karena di jalur Inclinator, tepatnya disamping rel Inclinator telah dibangun tangga beton.
Hanya saja anak tangga tidak sampai ke puncak Bukit Sulap.
BACA JUGA:Polres OKU Perketat Pengamanan Objek Wisata Goa Putri
BACA JUGA:Hujan Deras Disertai Angin Kencang Robohkan Rumah Warga di Tambang Rambang Ogan Ilir
Untuk mendaki hingga ke puncak, harus menyusuri jalan setapak yang licin disaat musim hujan seperti saat ini, ditambah lagi banyak pacat atau pacet (hewan penghisap darah) seperti cacing atau lintah yang membuat pendaki berpikir ulang.
Selama ini yang menjadi daya tarik wisatawan lokal ataupun luar daerah adalah Inclinator.
Namun proyek gagal yang menelan dana puluhan miliar itu tidak bertahan lama.
Hanya berfungsi disaat ada event besar dan terbengkalai menjadi besi tua yang terkesan tak memberikan efek manfaat bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Diterjang Air Sungai Kelekar : Jembatan Penghubung Desa Pangkul dan Kelurahan Karang Nyaris Putus !
BACA JUGA:Polres Mura Tingkatkan Patroli : Antisipasi Gangguan Kamtibmas Selama Libur Panjang
Satu-satunya yang menjadi dayatarik yang tak lekang oleh waktu dari Bukit Sulap adalah panorama alam yang indah, puncak bukit ini juga menjadi lokasi favorit untuk menyaksikan keindahan Kota Lubuklinggau dari ketinggian.
Fenomena kabut ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu mempersiapkan perlengkapan yang sesuai jika berencana beraktivitas di alam terbuka, terutama saat cuaca tidak menentu seperti sekarang.
Dengan keindahan Bukit Sulap yang seakan "menghilang" di balik kabut, warga Lubuklinggau sekali lagi diingatkan betapa alam memiliki caranya sendiri untuk mempesona sekaligus menghadirkan tantangan.