Era Baru Timnas Indonesia di Tangan Patrick Kluivert
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert menunjukkan jersey Timnas Indonesia yang bertuliskan namanya saat acara perkenalan Pelatih Baru Timnas Indonesia di Jakarta, Minggu (12/1/2025).-FOTO : ANTARA-
Namun, PSSI mengambil langkah mengejutkan. Mereka merasa bukan Shin orang yang mengantarkan Indonesia ke Piala Dunia.
Di tanggal 6 Januari atau setelah dua pekan Indonesia gagal ke semifinal ASEAN Cup 2024, Erick Thohir mengumumkan perpisahan dengan Shin yang masih memiliki kontrak sampai Juni 2027.
PSSI memilih meninggalkan orang yang mengangkat level Indonesia dari beberapa tahun terakhir dan memilih Patrick Kluivert sebagai nahkoda baru.
Dalam enam bulan ke depan, pertaruhan PSSI dan era baru timnas Indonesia ada di tangan pemegang top skor keempat sepanjang masa timnas Belanda tersebut.
Meski Erick memilih pelatih asal Belanda karena ada keterikatan budaya antara Belanda dan Indonesia.
Termasuk melimpahnya pemain diaspora Indonesia yang memiliki darah negara berjuluk Negeri Kincir Angin itu.
Hal tersebut tak menjamin transisi Shin ke Kluivert berjalan sempurna.
Begitu juga nama besar Kluivert tak bisa berarti jaminan nasib kelolosan Indonesia ke Piala Dunia 2026.
Korea Selatan pernah merasakan kepahitan karena gagal juara Piala Asia 2023 ketika menunjuk striker top Jerman, Jurgen Klinsmann, sebagai pelatih.
Hal ini juga berlaku dengan Roberto Mancini yang tak berkutik menangani Arab Saudi di putaran ketiga.
Terlalu berisiko, itulah frasa yang tepat.
Hadirnya pelatih baru berpotensi memicu perombakan tim yang dimana mayoritas pemain-pemain tim Garuda saat ini, sudah bersama-sama kurang lebih satu tahun dengan pakem formasi tiga bek.
Formasi ini berbeda dengan gaya sepak bola menyerang ala total football dari Kluivert yang suka formasi 4-3-3.
Filosofi permainan Kluivert adalah sepak bola menyerang dengan dominan pada penguasaan bola.
Ini berbeda dengan pendekatan Shin yang menyukai permainan defensif kuat, dengan mengandalkan permainan pragmatis serangan balik.