Kabar Kurang Baik Sambut 2025 : Harga CPO Turun, Ini Penyebabnya !
Petugas Pelindo Regional 2 cabang Teluk Bayur menyiapkan selang di terminal penyaluran Crude Palm Oil (CPO) pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Pendaftaran PPPK Tahap 2 Diperpanjang hingga 7 Januari 2025 : Berikut Informasi Lengkapnya !
“Penurunan ini mengindikasikan pentingnya menjaga stabilitas produksi dan diversifikasi pasar ekspor untuk memitigasi dampak fluktuasi harga di masa depan,” ujar Isy Karim dalam keterangan resminya, Rabu (01/01).
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2024, Bea Keluar (BK) CPO untuk periode Januari 2025 ditetapkan sebesar 178 dolar AS per MT.
Sementara itu, Pungutan Ekspor (PE) CPO yang mengacu pada PMK Nomor 62 Tahun 2024 ditetapkan sebesar 7,5 persen dari harga referensi, yaitu 79,46 dolar AS per MT.
BACA JUGA:Pembangunan Fly Over Gelumbang 2025 : Solusi Kemacetan Palembang-Prabumulih Segera Terwujud !
BACA JUGA:Prabowo Tegaskan Setop Impor Beras, Garam dan Jagung di 2025
Isy Karim menjelaskan bahwa pemerintah tetap mengenakan bea keluar dan pungutan ekspor sebagai upaya menjaga stabilitas pendapatan negara di tengah fluktuasi harga komoditas global.
“Harga referensi CPO saat ini mendekati ambang batas minimum sebesar 680 dolar AS per MT. Oleh karena itu, kebijakan ini sangat penting untuk mendukung keberlanjutan program-program pemerintah terkait kelapa sawit, termasuk pengembangan biodiesel,” jelasnya.
Penetapan harga referensi CPO didasarkan pada rata-rata harga dari tiga sumber utama, yaitu:
1. Bursa CPO Indonesia, dengan harga rata-rata 984,61 dolar AS per MT.
2. Bursa CPO Malaysia, dengan harga rata-rata 1.134,47 dolar AS per MT.
3. Pasar lelang CPO Rotterdam, dengan harga rata-rata 1.299,10 dolar AS per MT.
Namun, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 46 Tahun 2022, jika terdapat perbedaan harga lebih dari 40 dolar AS di antara ketiga sumber tersebut.
Maka perhitungan harga referensi menggunakan rata-rata dari dua harga yang berada di median dan yang paling dekat dengan median.
Penurunan harga referensi CPO juga berdampak pada produk turunan seperti minyak goreng.