Pedang Bermata Dua : E-Commerce untuk UMKM di Indonesia !

Seorang pedagang memilih katalog untuk dijual melalui siaran langsung secara daring, di Toserba Unik Padang, Sumatera Barat, Jumat (29/11/2024).-Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:OJK Cabut Izin Usaha 20 BPR/S pada 2024 untuk Memperkuat Industri Perbankan Lokal

Hal serupa juga terjadi di Amazon pada 2018, ketika algoritma pencarian memprioritaskan produk dengan margin keuntungan lebih tinggi, termasuk produk milik Amazon sendiri.

Ini menyebabkan banyak penjual independen kehilangan posisi di halaman pencarian, yang berujung pada penurunan penjualan.

Fenomena serupa juga terjadi di eBay pada 2017, yang mengubah algoritmanya untuk mempromosikan produk dengan harga kompetitif dan pengiriman cepat.

BACA JUGA:Panduan Lengkap Klaim Saldo DANA Gratis Rp250 Ribu Hari Ini, Selasa 24 Desember 2024

BACA JUGA:Strategi Pajak Kripto Indonesia : Bangun Ekosistem Kompetitif di Era Digital !

Hal ini mengakibatkan penjual barang antik dan koleksi langka, yang biasanya memiliki harga lebih tinggi dan karakteristik unik, terpaksa mencari platform lain untuk menjual produk mereka.

Kasus-kasus ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman mendalam tentang algoritma dan perubahan kebijakan platform untuk tetap bertahan dalam persaingan yang ketat.

Bagi banyak pelaku UMKM, proses onboarding atau pendigitalan usaha ke platform e-commerce sering kali dianggap sebagai jalan pintas menuju kesuksesan instan.

Sistem yang serba otomatis, promosi masif, serta akses mudah ke jutaan konsumen, memang menjadi godaan yang sangat menggoda.

Namun, kenyataannya ketergantungan pada satu platform menempatkan pelaku UMKM di bawah kendali penuh algoritma, kebijakan, dan dinamika pasar yang sering kali sulit diprediksi dan dikendalikan.

Ketika algoritma berubah atau platform menaikkan biaya layanan dan komisi, margin keuntungan UMKM yang sudah sangat tipis bisa semakin tergerus.

Dalam beberapa kasus, pelaku UMKM bahkan bisa kehilangan akun mereka tanpa alasan yang jelas atau tanpa akses untuk menegosiasikan kebijakan platform, yang pada akhirnya merugikan keberlanjutan usaha mereka.

Masalah lain yang muncul adalah bahwa sebagian besar pelanggan di platform e-commerce bukan milik pelaku UMKM itu sendiri, tetapi milik platform tersebut.

Data konsumen, analisis perilaku, dan strategi pemasaran sering kali terisolasi dalam ekosistem platform, meninggalkan UMKM tanpa kendali atas aset terpenting mereka: pelanggan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan