Sritex Rumahkan Ribuan Karyawan Akibat Pailit : Upaya Bertahan di Tengah Krisis !

Perusahaan Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. -FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:73 Lembaga Keuangan Terapkan ISO 37001 : Perangi Praktik Penyuapan !
Sebagian besar bahan baku, terutama yang terkait dengan kebutuhan kimia, harus didatangkan dari luar negeri.
Namun, situasi pailit membuat proses pengadaan bahan baku ini menjadi jauh lebih rumit.
"Kami tetap berupaya mencari alternatif bahan baku yang bisa diperoleh secara lokal," jelas Iwan.
BACA JUGA:Ubah Minyak Jelantah Jadi Energi Hijau : Solusi Masa Depan yang Berkelanjutan !
Upaya ini dilakukan untuk memastikan operasional perusahaan tidak sepenuhnya terhenti di tengah keterbatasan yang ada.
Meskipun situasi semakin sulit, Iwan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerah.
"Segala cara kami lakukan, kami juga tidak main-main menjalankan amanah pemerintah untuk bisa beroperasi normal," katanya.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah, melalui arahan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, telah memberikan dukungan agar Sritex dapat tetap beroperasi.
"Operasional Sritex jalan senormal-normalnya, supaya tidak ada PHK di Sritex. Ini juga yang selalu kami komunikasikan dengan kurator," ujarnya.
Pemerintah memberikan perhatian besar terhadap kondisi Sritex, mengingat peran perusahaan ini sebagai salah satu pilar industri tekstil nasional.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto telah menyatakan bahwa pemerintah mendukung penuh agar Sritex tetap bisa beroperasi untuk menghindari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Namun, hingga kini, pihak kurator yang bertugas mengelola aset dan kewajiban perusahaan pasca-keputusan pailit belum memberikan kepastian mengenai keberlanjutan usaha atau going concern.
"Going concern dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan usaha. Selain di Sukoharjo, kami ada dua pabrik di Semarang dan satu di Boyolali," ungkap Iwan.