Kue Kojo : Cita Rasa Tradisional dari Sumatera Selatan yang Tetap Eksis di Zaman Modern
Dengan tekstur lembut, aroma pandan yang harum, dan cita rasa manis gurih, Kue Kojo menjadi hidangan tradisional yang selalu dirindukan-Foto: instagram@mitracookiesncake-
Proses pemanggangan membutuhkan waktu sekitar 30–40 menit, hingga bagian atas kue matang dan berwarna kecokelatan.
Pendinginan dan Penyajian: Setelah matang, kue didinginkan terlebih dahulu agar lebih mudah dipotong.
Kue Kojo biasanya disajikan dalam potongan kecil untuk dinikmati bersama teh atau kopi.
Dengan perkembangan zaman, Kue Kojo tetap menjadi makanan tradisional yang dicari masyarakat, baik untuk dikonsumsi sehari-hari maupun dalam berbagai acara khusus.
Di era modern ini, Kue Kojo sering dijadikan oleh-oleh khas Sumatera Selatan dan banyak dijual di toko-toko kue tradisional di Palembang.
Beberapa varian Kue Kojo bahkan tersedia dalam bentuk kekinian, misalnya dengan tambahan topping seperti keju, cokelat, atau meses.
Selain itu, banyak pula restoran dan kedai kopi yang menghadirkan Kue Kojo sebagai menu camilan tradisional.
Kehadiran kue ini di kafe atau restoran modern adalah salah satu cara menjaga kelestarian kuliner tradisional dan memperkenalkan rasa autentik Palembang kepada generasi muda.
Kue Kojo bukan sekadar makanan penutup, tetapi juga memiliki nilai budaya yang kental bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Kue ini sering kali menjadi bagian dari prosesi adat dan perayaan tertentu, seperti pernikahan, khitanan, atau upacara adat lainnya.
Dalam masyarakat Palembang, menyajikan Kue Kojo di acara penting adalah bentuk penghormatan kepada tamu dan simbol dari kehangatan tuan rumah.
Selain itu, membuat Kue Kojo bersama keluarga menjadi tradisi tersendiri, terutama saat perayaan besar seperti Lebaran.
Proses pembuatan yang melibatkan beberapa anggota keluarga menambah kedekatan antaranggota keluarga, mengajarkan generasi muda tentang resep warisan leluhur.
Kue Kojo yang tetap bertahan hingga saat ini membuktikan bahwa kuliner tradisional tidak lekang oleh waktu.
Di tengah banyaknya makanan modern, Kue Kojo tetap memiliki penggemarnya sendiri.