Update ! Kurs Rupiah 4 November 2024 : Melemah 49 Poin Jadi Rp15.732 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat melemah pada awal perdagangan Senin (6/11/2024)-FOTO : ANTARA-
Namun, data yang lemah ini tidak memberikan dampak besar pada dolar AS, karena statusnya sebagai safe haven membuat mata uang tersebut tetap kuat di tengah ketidakpastian global.
Dalam situasi seperti ini, mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, cenderung tertekan karena investor beralih pada aset dolar AS yang lebih aman.
Selain Pilpres AS, pelaku pasar juga tengah menantikan keputusan yang akan diambil dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan berlangsung pekan ini.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 18 Oktober 2024 : Melemah Tipis 6 Poin Menjadi Rp15.513 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 17 Oktober 2024 : Tergelincir 36 Poin Menjadi Rp15.546 per Dolar AS
Banyak yang memprediksi bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) guna mendorong pemulihan ekonomi di tengah ancaman resesi.
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed dapat berdampak ganda bagi pasar keuangan Indonesia.
Di satu sisi, kebijakan ini bisa meredakan tekanan terhadap nilai tukar dolar AS, namun di sisi lain, kebijakan tersebut berpotensi mengurangi daya tarik investasi berbasis dolar yang memiliki tingkat pengembalian lebih rendah.
Analis memperkirakan keputusan dari The Fed akan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek.
Lukman memprediksi bahwa rupiah pada perdagangan hari ini kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp15.700 hingga Rp15.850 per dolar AS, bergantung pada reaksi pasar terhadap perkembangan politik AS dan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh The Fed.
Sebagai respons terhadap volatilitas nilai tukar yang dipicu oleh faktor eksternal, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan terus melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah.
Kebijakan ini penting bagi perekonomian domestik, terutama dalam menjaga harga barang impor dan menekan inflasi.
BI juga kemungkinan akan berkoordinasi dengan pemerintah dalam memperkuat cadangan devisa dan memitigasi dampak dari gejolak ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia.
Langkah-langkah seperti mendorong ekspor dan menjaga arus modal masuk ke dalam negeri menjadi strategi penting untuk mendukung stabilitas rupiah dalam menghadapi ketidakpastian eksternal.