Update ! Kurs Rupiah 28 Oktober 2024 : Terus Melemah 72 Poin Menjadi Rp15.719 per Dolar AS
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi tergelincir cukup signifikan, mengalami penurunan 72 poin -Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 7 Oktober 2024 : Anjlok 155 Poin Menjadi Rp15.485 per Dolar AS
Para investor cenderung mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang lebih aman, seperti dolar AS, yang dikenal sebagai mata uang safe haven ketika terjadi ketidakpastian global.
Pada sisi lain, tidak adanya data ekonomi domestik yang dirilis pada awal pekan ini menjadi faktor tambahan yang membuat nilai tukar rupiah semakin rentan.
Biasanya, data ekonomi domestik, seperti inflasi, data ketenagakerjaan, atau kinerja neraca perdagangan, dapat memberikan sedikit banyak gambaran mengenai kondisi perekonomian suatu negara dan memberikan sentimen positif bagi pasar domestik.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 4 Oktober 2024 : Melemah 97 Poin Menjadi Rp15.429 Terhadap Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 3 Oktober 2024 : Melemah 65 Poin Menjadi Rp15.333 per Dolar AS
Namun, tanpa data ini, pergerakan nilai tukar lebih mudah terpengaruh oleh perkembangan eksternal.
Dalam upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan melakukan triple intervensi, yakni intervensi di pasar surat berharga sekuritas valas, pasar rupiah, dan sukuk.
Langkah ini diharapkan mampu memberikan tekanan balik terhadap pelemahan rupiah, sekaligus menjaga stabilitas pasar keuangan di tengah ketidakpastian yang disebabkan oleh faktor eksternal.
BI diperkirakan akan masuk ke pasar untuk melakukan intervensi guna menstabilkan nilai tukar rupiah dan mengurangi volatilitas yang tinggi.
Strategi triple intervensi yang dilakukan BI bertujuan agar nilai tukar tidak bergerak terlalu jauh dari tingkat fundamentalnya, yang mencerminkan kondisi ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia sebelumnya telah menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga stabilitas nilai tukar sebagai bagian dari tujuan jangka panjang dalam menjaga kestabilan ekonomi makro dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar keuangan Indonesia.
Menurut Lukman, langkah ini menunjukkan kesiapan Bank Indonesia untuk menjaga rupiah dari tekanan eksternal, terutama ketika situasi di pasar global mengalami ketidakpastian tinggi.
“Bank Indonesia diharapkan akan aktif di pasar untuk menjaga volatilitas, meskipun memang tekanan dari luar cukup kuat,” tambah Lukman.
Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang dapat mengganggu aliran minyak dari wilayah tersebut.