Harga Pangan 27 September 2024 : Bawang Merah Naik Menjadi Rp28.150 per Kilogram !
Jumat, 27 September 2024, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan laporan terbaru mengenai kondisi harga komoditas pangan di Indonesia yang menunjukkan adanya fluktuasi pada beberapa produk utama-FOTO : ANTARA-
Perbedaan harga ini mencerminkan perbedaan preferensi konsumen antara minyak goreng kemasan dan curah, serta pengaruh dari distribusi dan ketersediaan stok di pasaran.
Sedangkan untuk tepung terigu, baik yang curah maupun non-curah, mengalami penurunan harga.
Tepung terigu curah turun 1,28 persen atau Rp130 menjadi Rp10.030 per kg.
Sedangkan tepung terigu non-curah turun 1,75 persen atau Rp230 menjadi Rp12.880 per kg.
Penurunan harga tepung ini merupakan kabar baik bagi industri makanan yang sangat bergantung pada bahan baku tepung terigu, terutama industri kecil dan menengah.
Komoditas jagung, yang menjadi bahan pakan ternak utama, juga mengalami penurunan harga sebesar 0,50 persen atau Rp30 menjadi Rp6.000 per kg.
Penurunan harga jagung ini bisa memberikan dampak positif bagi para peternak yang menggunakan jagung sebagai bahan utama pakan ternak mereka, karena dapat menekan biaya produksi.
Untuk garam, harga garam halus beryodium turun 1,04 persen atau Rp120 menjadi Rp11.400 per kg.
Garam merupakan salah satu bahan pokok yang penggunaannya luas, tidak hanya di dapur rumah tangga tetapi juga di industri pengolahan makanan, sehingga penurunan harga ini bisa memberikan dampak positif pada sektor-sektor terkait.
Pada sektor perikanan, harga ikan kembung mengalami kenaikan terbesar sebesar 4,16 persen atau Rp1.550 menjadi Rp38.830 per kg.
Begitu pula dengan ikan tongkol yang naik sebesar 1,79 persen atau Rp570 menjadi Rp32.410 per kg.
Namun, harga ikan bandeng justru turun sebesar 1,27 persen atau Rp420 menjadi Rp32.690 per kg.
Fluktuasi harga ikan ini mungkin disebabkan oleh kondisi cuaca dan pasokan dari nelayan yang bervariasi di berbagai daerah.
Fluktuasi harga pangan yang terjadi pada Jumat ini menunjukkan bahwa pasar pangan Indonesia masih sangat rentan terhadap perubahan-perubahan kecil dalam distribusi dan produksi.
Faktor cuaca, biaya transportasi, serta kondisi global, terutama untuk komoditas impor seperti kedelai dan bawang putih, memiliki dampak langsung terhadap harga pangan di tingkat domestik.