BATURAJA, KORANPALPOS.COM - Angka stunting di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, pada 2022 tercatat sebesar 3,95 persen, turun menjadi 2,4 persen pada 2023.
"Atas pencapaian ini Pemkab OKU diganjar penghargaan Dharma Karya Kencana oleh pemerintah pusat," kata Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Senin, 1 Juli 2024.
Bupati mengatakan bahwa penghargaan tersebut ia terima langsung dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam rangkaian puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXXI di Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (28/6) malam.
Menurut dia, penghargaan itu diberikan atas komitmen serta peran aktif dalam program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana serta percepatan penurunan stunting untuk mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas.
BACA JUGA:Jaga Kebersihan dan Kenyamanan, Pasar Muara Enim Gelar Opsih
BACA JUGA:Massa Desak Mendagri Copot Pj Bupati Muara Enim
"Kami mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini yang diraih berkat kerja keras dan dukungan dari seluruh pihak, khususnya masyarakat Kabupaten OKU,” katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten OKU bersama Tim Penggerak PKK wilayah setempat dan seluruh pihak terkait terus berupaya menyusun langkah yang tepat dalam menyiapkan generasi penerus di OKU menuju Indonesia Emas.
"Khususnya permasalahan stunting ini karena bukan hanya masalah kesehatan saja, tetapi juga menyangkut masa depan generasi anak-anak kita. Untuk itu, kami melakukan berbagai upaya untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas," ujarnya.
Ia mengemukakan salah satu upaya yang telah dilakukan yakni pemberian makanan tambahan serta asupan protein berupa pemberian telur kepada anak-anak di OKU.
BACA JUGA:Tunggu Evaluasi Formasi dari Kemenpan
BACA JUGA:Massa Desak Mendagri Copot Pj Bupati Muara Enim
Pemberian makanan tambahan tersebut diberikan oleh seluruh OPD yang menjadi bapak asus anak stunting di setiap kecamatan di kabupaten setempat.
“Hal itu sudah kami galakkan dan hingga saat ini masih terus terlaksana. Tentunya kami juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar bisa mewujudkan OKU nol stunting pada 2024," ujar dia.
Berdasarkan data nasional dari hasil riset Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran petugas gizi di 18 puskesmas yang dilaporkan ke aplikasi EPPGBM Kemenkes, menunjukkan bahwa angka stunting di OKU jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional.