Masjid Agung As-Salam di Lubuklinggau memang dikenal karena keberadaan enam puluh tiga pohon kurma yang melambangkan usia Nabi Muhammad SAW.
Pohon-pohon kurma ini menjadi salah satu daya tarik utama masjid ini, memberikan nuansa otentik dengan sejarah dan simbolisasi yang dalam.
Pohon kurma yang ada di Masjid Agung As-Salam didatangkan langsung dari Arab Saudi, menambah keautentikan lingkungan masjid.
Sebagian dari pohon kurma tersebut berasal dari Timur Tengah, sementara yang lainnya diperoleh dari Pulau Madura, Jawa Timur.
Hal ini menunjukkan upaya untuk menciptakan atmosfer yang sesuai dengan nilai-nilai sejarah dan keagamaan Islam.
5. Pusat Kegiatan Keagamaan dan Sosial
Masjid Agung As-Salam tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Berbagai kegiatan seperti pengajian, ceramah, dan perayaan hari besar Islam rutin diadakan di masjid ini.
Selain itu, masjid ini juga berperan sebagai pusat pendidikan dengan adanya madrasah dan taman pendidikan Alquran yang mendidik generasi muda Muslim di Lubuklinggau.
Dalam aspek sosial, Masjid Agung As-Salam sering menjadi tempat untuk kegiatan amal dan bakti sosial.
Pembagian zakat, bantuan kepada fakir miskin, dan kegiatan gotong-royong rutin dilaksanakan, menjadikan masjid ini sebagai simbol persatuan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat Lubuklinggau.
6. Simbol Keagungan dan Keharmonisan
Masjid Agung As-Salam, dengan arsitekturnya yang indah dan makna simbolis yang mendalam, merupakan simbol keagungan dan keharmonisan di Kota Lubuklinggau.
Empat puluh pilar dan tujuh kubah tidak hanya elemen dekoratif tetapi juga pengingat akan keteladanan Nabi Muhammad SAW dan keindahan Islam.
Keberadaan pohon kurma di halaman masjid mengingatkan jamaah akan kesederhanaan dan kebijaksanaan Nabi, mengajak mereka untuk merenungkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari.
Masjid ini juga menjadi tempat wisata religi yang menarik, menarik banyak wisatawan yang ingin melihat keindahan arsitektur dan merasakan kedamaian spiritual.