KULINER,KORANPALPOS.COM - Kue terang bulan, atau yang lebih dikenal sebagai martabak manis di sebagian besar wilayah Indonesia, adalah salah satu jajanan tradisional yang tak lekang oleh waktu.
Dengan tekstur yang lembut, rasa manis yang pas, dan berbagai topping yang menggoda, martabak manis menjadi favorit banyak orang dari berbagai kalangan.
Artikel ini akan membahas sejarah, cara pembuatan, serta popularitas martabak manis yang terus bertahan dari generasi ke generasi.
Kue terang bulan pertama kali dikenal di Indonesia pada abad ke-20.
BACA JUGA:Tradisi dan Kenikmatan Kue Apem : Warisan Kuliner Nusantara yang Tetap Abadi
BACA JUGA:Sayur Lodeh : Hidangan Tradisional yang Sarat Makna dan Gizi
Nama "terang bulan" berasal dari bentuknya yang bulat seperti bulan purnama dan seringkali dijual pada malam hari, sehingga penjualannya identik dengan suasana terang bulan.
Dalam perkembangannya, kue ini lebih populer disebut sebagai martabak manis. Nama "martabak" sendiri diambil dari Bahasa Arab "mutabbaq" yang berarti "dilipat".
Meskipun ada variasi yang berbeda antara martabak manis dan martabak telur yang gurih, keduanya berbagi nama yang sama di Indonesia.
Martabak manis terbuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah didapatkan.
BACA JUGA:Sayur Bening Bayam : Lezat dan Menyehatkan untuk Seluruh Keluarga
BACA JUGA:Tape: Kenikmatan Warisan Budaya Indonesia yang Kaya Manfaat Kesehatan
Adonan dasarnya terdiri dari tepung terigu, gula, telur, ragi, dan susu.
Adonan ini dibiarkan mengembang sebelum dimasak di atas wajan khusus martabak yang memiliki diameter besar dan tebal.
Proses pemasakan ini memerlukan keterampilan khusus untuk memastikan adonan matang merata dan menghasilkan tekstur yang lembut serta empuk.