BACA JUGA:Kuliner Topoki : Manis Pedas Kekinian yang Memikat Lidah
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang juga berasal dari kedelai.
Proses pembuatan tempe dimulai dari rendaman kedelai yang dibersihkan dan direbus sebentar.
Setelah itu, kedelai diblender atau dihancurkan hingga halus dan dicampur dengan kapang Rhizopus oligosporus.
Campuran itu kemudian didiamkan selama beberapa hari hingga kedelai berwarna putih dan ditumbuhi oleh kapang.
BACA JUGA:Rahasia Memasak Tofu Enak: Tips Praktis untuk Hidangan Lezat di Rumah
BACA JUGA:Tofu: Sumber Nutrisi Kedelai yang Menyehatkan dan Ramah Lingkungan
Proses fermentasi inilah yang membuat tempe memiliki tekstur dan rasa yang khas.
Proses fermentasi pada pembuatan tempe membuatnya menjadi sumber probiotik alami yang baik untuk kesehatan pencernaan.
Tempe juga mengandung protein dan serat yang tinggi serta vitamin B kompleks.
Kandungan lemak tempe lebih tinggi dibandingkan dengan tahu tetapi mayoritas lemak yang terdapat dalam tempe adalah lemak tak jenuh ganda yang baik untuk jantung.
BACA JUGA:Tips Agar Kulit Pangsit Tetap Utuh Saat Digulung
BACA JUGA:Menjelajahi Kulit Pangsit: Dari Asal-usul hingga Teknik Membuatnya Sendiri
Meskipun keduanya berasal dari kedelai, tahu dan tempe memiliki perbedaan nutrisi yang cukup signifikan.
Tahu cenderung memiliki kadar protein yang lebih tinggi daripada tempe tetapi kadar lemaknya lebih rendah.
Hal ini menjadikan tahu sebagai alternatif yang baik bagi orang yang membutuhkan asupan protein tinggi namun harus mengontrol asupan lemak.
Di sisi lain, tempe memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi tetapi mayoritas lemak yang terkandung adalah lemak tak jenuh ganda yang baik untuk kesehatan jantung.
BACA JUGA:Rahasia Siomay Bersarung Lembut dan Lezat: Simak Tipsnya!