Selama perjalanan kariernya itu, banyak rintangan yang harus dilalui.
Bahkan sepanjang kariernya itu ada pengalaman yang tak terlupakan disaat-saat menjalankan tugasnya tersebut.
"Saya sudah dua kali penugasan, keduanya berkesan, sekali dalam negeri penugasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan luar negeri tahun 2009 -2010," ungkapnya.
Di luar negeri Kunto tergabung dalam kontingen Garuda yang dikirim ke Libanon Selatan. Saat bertugas di negara tersebut, sempat terjadi kontak tembak antara Libanon dengan Israel.
"Alasannya karena salah satu pohon yang menyeberang ke wilayah Israel dan sempat terjadi kontak senjata disana, kami masuk ke shelter untuk berlindung," ujarnya.
Saat itu perbatasan semakin mencekam karena Wilayah Selatan Libanon sudah menjadi lautan api.
"Semua terbakar, di wilayah Libanon Selatan sudah menjadi lautan api, dan beruntungnya saat itu kami sudah mau kembali ke Indonesia," kenangnya.
Selain itu, saat penugasan di dalam negeri ketika dia ke Kalimantan dalam tugas pengamanan perbatasan bersama Dansatgas melakukan penertiban kegiatan ilegal.
"Kami melaksanakan kegiatan patroli patok perbatasan," ujarnya.
Selama ini patok tidak bisa ditemukan, karena berkat semangat dan gigih patok-patok perbatasan berhasil ditemukan.
"Sampai sekarang kedua tugas itu masih teringat dan membekas dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan," kata Kunto.
Sebagai prajurit TNI, harus bersedia ditempatkan dimana saja. Termasuk wilayah konflik sekalipun. Hal ini juga selalu dia tanamkan kepada anggotanya.
"Dalam setiap kesempatan saya selalu ingatkan, prajurit TNI itu harus siap dimana saja," pungkasnya. ***