"Secara bertahap sedang dilakukan upaya penormalan, target kami bisa pulih malam (Selasa) ini," kata Manajer Komunikasi & TJSL PT PLN UID Sumsel, Jambi dan Bengkulu (S2JB) Iwan Arissetyadhi di Palembang.
Gangguan transmisi terjadi pada sistem transmisi SUTT 275 kV Linggau-Lahat.
Sistem transmisi itu merupakan jaringan interkoneksi yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatera.
Ia menjelaskan transmisi SUTT 275 kV Linggau-Lahat merupakan jaringan bleed system yang saling terhubung dan mencakup beberapa wilayah di Sumatera.
Sehingga, ketika sistem transmisi terjadi gangguan maka dampaknya ke banyak daerah di Sumatera.
Dampak gangguan listrik terjadi di Sumsel, Lampung, Bangka Belitung, Jambi dan Bengkulu.
Untuk wilayah provinsi lain di Sumatera, seperti Sumatera Barat dan Riau, pihaknya mengaku belum mendapat informasi terganggu.
Sementara itu sebagian pelanggan di Kota Palembang pada Selasa malam pukul 19.00 WIB masih ada yang belum menyala.
Demikian juga di sejumlah daerah terdampak lainnya.
Normalisasi jaringan distribusi listrik tidak bisa dilakukan sekaligus untuk menjaga stabilitas pasokan dan kapasitas jaringan distribusi.
Akibatnya, sejumlah warga harus menggunakan senter atau alat penerang bertenaga baterai agar tetap bisa beraktivitas.
Selain itu sejumlah warga juga mengaku kehabisan baterai untuk ponsel maupun laptop kerja mereka.
Selain itu aktivitas warga yang menggunakan arus listrik juga terhenti menunggu aliran listrik kembali tersambung ke tempat mereka.
"Ya sejak pukul 11.00 WIB, tempat fotokopi kami tidak bisa beroperasi karena mati listrik, ya mau bagaimana lagi semoga cepat pulih," kata salah seorang operator fotokopi di dekat Kampus Universitas Sriwijaya.
Mereka mengakui tidak punya genset sehingga tidak ada back up.
Lain halnya mereka yang memiliki back up genset seperti minimarket yang tetap beroperasi dengan listrik genset, meski mereka bekerja dengan suara bising suara mesin genset.