Salah satu tradisi unik yang masih dipertahankan di Banyuasin adalah tradisi timbang kepala kerbau.
Tradisi ini biasanya dilakukan dalam rangkaian upacara adat atau perayaan tertentu, seperti acara syukuran dan peringatan hari besar.
Timbang kepala kerbau merupakan simbol dari rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewi yang dipercayai masyarakat setempat.
BACA JUGA:Daftar 5 Kabupaten dan Kota Penghasil Orang Tajir di Sumatera Selatan : Juaranya Bukan Palembang !
BACA JUGA:Sejarah dan Legenda Desa Sungai Angit Musi Banyuasin : Desa Kaya Raya di Sumatera Selatan !
Proses timbang kepala kerbau ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan upacara, yang semuanya diiringi oleh doa-doa dan ritual tertentu.
2. Festival Sedulang Setudung
Festival dan upacara adat di Banyuasin juga mencerminkan keragaman budaya di daerah ini.
Misalnya, Festival Sedulang Setudung yang diadakan setiap tahun untuk merayakan hasil panen dan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas berkah yang diberikan.
Festival ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya, seperti tari-tarian tradisional, musik, dan pameran kerajinan tangan lokal.
Selain itu, upacara adat pernikahan dan kelahiran di Banyuasin juga memiliki keunikan tersendiri, di mana setiap suku memiliki cara tersendiri untuk merayakannya, namun semuanya dilakukan dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.
3. Tradisi Serambe
Selain tradisi Timbang Kepala Kerbau, ada lagi tradisi yang saat ini juga masih dilestarikan di Kabupaten Banyuasin yakni tradisi lisan, seni Budaya Serambe.
Serambe adalah tradisi lisan yang merupakan sastra tutur yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu yang hingga sekarang masih lestari.
Serambe berupa tembang meninabobokan anak atau pengantar tidur.
Seiring waktu serambe mengalami perkembangan, tak sekedar sebatas tradisi lisan namun sekarang bisa menjadi sebuah seni pertunjukan.