Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan dolar AS, dan secara langsung mempengaruhi pelemahan rupiah.
Selain itu, data ekonomi AS yang dirilis semalam, seperti data indeks harga rumah AS dan tingkat keyakinan konsumen AS, menunjukkan adanya kenaikan.
Kenaikan ini berpotensi memicu kenaikan inflasi AS, yang kemudian turut mendorong penguatan dolar AS.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Naik di Tengah Surplus Neraca Perdagangan Domestik : Rp15.931 per Dolar AS !
BACA JUGA:Pegadaian Tegaskan Tidak Ada Obral Emas di Tengah Pelemahan Rupiah
Ariston memperkirakan bahwa potensi pelemahan rupiah hari ini bisa mencapai sekitar Rp16.130 per dolar AS, dengan adanya potensi support di sekitar Rp16.050 per dolar AS.
Analisis ini menjadi landasan bagi pelaku pasar untuk mengambil keputusan dalam berbagai aktivitas ekonomi mereka, termasuk dalam perdagangan valuta asing (valas) maupun investasi.
Kondisi ini juga menjadi sorotan bagi pemerintah dan otoritas ekonomi dalam menyusun kebijakan yang tepat guna menjaga stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi, dan memperkuat nilai tukar rupiah.
Tindakan yang cepat dan tepat dari berbagai pihak diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dan menjaga daya saing ekonomi nasional dalam skala global.(ant)