2. Harga TBS: Dengan harga TBS sekitar 1.300 rupiah per kilogram, pendapatan per bulan bisa mencapai 8.840.000 rupiah, atau sekitar 106.080.000 rupiah per tahun dari satu hektar lahan.
3. Biaya Operasional: Setelah memperhitungkan biaya operasional seperti pupuk, pestisida, dan tenaga kerja, keuntungan bersih bisa mencapai sekitar 98 juta rupiah per tahun per hektar.
Meski menjanjikan, bisnis kelapa sawit juga memiliki berbagai tantangan yang perlu dihadapi:
1. Biaya Operasional Tinggi: Biaya untuk pupuk, pestisida, dan tenaga kerja cukup tinggi.
Pengelolaan yang kurang efisien dapat mengurangi margin keuntungan.
2. Fluktuasi Harga: Harga TBS kelapa sawit bisa berfluktuasi akibat perubahan pasar global, kebijakan pemerintah, dan faktor cuaca.
Ini dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan.
3. Isu Lingkungan: Industri kelapa sawit sering mendapat sorotan negatif terkait deforestasi, hilangnya habitat satwa liar, dan emisi gas rumah kaca.
Pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan menjadi penting untuk mengatasi isu-isu ini.
4. Ketersediaan Bibit Berkualitas: Kualitas bibit sangat menentukan produktivitas kebun.
Penggunaan bibit berkualitas rendah dapat mengakibatkan hasil panen yang tidak optimal.
Estimasi Hasil Panen dan Produktivitas
Untuk lebih memahami potensi hasil panen kelapa sawit, berikut adalah estimasi produktivitas dari 1 hektar lahan:
1. Jumlah Pohon: Dalam kebun budidaya, jumlah pohon sawit berkisar antara 139-200 batang per hektar, tergantung varietas.
2. Produksi per Pohon: Secara umum, pohon sawit bisa menghasilkan 12-14 tandan per tahun, dengan berat tandan antara 10-15 kg.
3. Hasil Panen Maksimal: Dengan perawatan yang baik dan bibit bersertifikat, 1 hektar lahan bisa menghasilkan sekitar 1 ton TBS per panen.