KESEHATAN, KORANPALPOS.COM - Permasalahan kesehatan jiwa, terutama stres dan depresi, menjadi sorotan utama di tengah masyarakat.
Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan merilis hasil skrining kesehatan jiwa yang melibatkan 12.121 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di 28 rumah sakit vertikal pendidikan di Indonesia.
Hasil skrining menunjukkan bahwa 22,4 persen peserta PPDS mengalami gejala depresi, dengan kategori depresi sedang-berat dan depresi berat, bahkan, sebagian mengaku ingin mengakhiri hidup.
BACA JUGA:Flu Biasa Vs Flu Singapura: Mengenal Perbedaan, Gejala, dan Strategi Penanganan yang Tepat!
BACA JUGA:Mama Muda Wajib Tahu : Ini Lho Dampak Buruk Konsumsi Gula Berlebihan pada Bayi !
Stres, sebagai pemicu utama depresi dan masalah kesehatan jiwa lainnya, menjadi fokus penting dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.
Stres adalah respons alami tubuh manusia ketika menghadapi perubahan di lingkungan sosial.
Namun, stres menjadi masalah serius ketika kadarnya berlebihan, mengganggu keseimbangan emosi, dan bahkan mengancam kesehatan fisik.
BACA JUGA:Ketahui Ciri- ciri Gejala dan Perubahan Menopause pada Wanita yang Berumur
Salah satu solusi alternatif yang semakin populer dalam mengelola stres adalah teknik "Emotional Freedom Technique" (EFT), atau yang dikenal sebagai metode tapping.
Teknik ini dianggap sebagai cara praktis dan mudah yang dapat digunakan oleh siapa pun untuk mengelola stres dengan efektif. Buku berjudul "The Tapping Solution for Parents, Children, and Teenagers" karya Nicolas (Nick) Ortner, mengulas secara rinci cara praktik dan manfaat teknik tapping ini.
Metode tapping merupakan pengembangan dari pengobatan Tiongkok kuno dan mirip dengan akupunktur.
BACA JUGA:Efek Samping Masakan Pedas bagi Penderita Kurang Darah, Hati-hati Bisa Pingsan!