Namun, realitasnya menunjukkan bahwa masih banyak yang memilih jalur kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan, seperti yang terjadi pada kasus Hermanto.
Tidak hanya membawa dampak negatif bagi individu atau keluarga yang terlibat, tetapi juga mengganggu stabilitas sosial dan menciptakan ketidakamanan di masyarakat.
Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penyelesaian konflik secara damai.
Ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, program pendidikan, dan pembentukan lembaga penyelesaian sengketa yang efektif.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan akses terhadap sistem peradilan yang adil dan efisien, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan untuk menyelesaikan konflik secara hukum.
Dengan demikian, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan damai, di mana konflik dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan terhormat, tanpa memerlukan kekerasan.***